Langsung ke konten utama

Binalnya Istriku Dewi 73

 

PART 73

POV SUAMI



Saya terbangun karena ada yang menguncang-guncang tubuh saya, ternyata Yuniar. Dia sudah rapi dan cantik mengenakan jilbab warna ungu dan baju gamis hijau muda kombinasi putih yang tadi baru dibeli di mall. Baju gamis yang begitu ngepress yang kata si pelayan harus memakai pakaian lain lagi di dalamnya karena cukup tipis.

Yuniar:”Bangun aa”

Saya:”Jam berapa mah?

Yuniar:”Jam berapa mamah juga gak tau, hp mamah tertinggal di bawah”

Saya pun mengambil celana saya dan melihat jam dari ponsel.



Saya:”Jam 12 lebih sudah mah”

Yuniar:”Ya udah, aa mandi biar segar, mamah mau bantuin Ifah, dan nyiapin buat bakar-bakar”

Saya pun bangkit dan menggeliat, badan saya memang terasa capek sekali dan masih kurang karena tidur hanya sebentar.

Yuniar:”Mamah ke bawah ya” ucap Yuniar sambil berbalik dan berjalan ke luar. Baju yang dipakainya memang ngepress banget, pantat bulat Yuniar tercetak jelas begitu juga garis celana dalamnya yang samar-samar sepertinya celana dalam berwarna hitam juga tapi kali ini yang ukurannya mini yang tidak menutup seluruh buah pantatnya.

Plaaak…



Yuniar:”Aaaw, ih seneng banget ya nabokin bool orang”

Saya:”Ia, apalagi boolnya gede kayak bool mamah” ucap saya.

Yuniar pun tersenyum dan kemudian berjalan keluar dari kamar.

Saya pun menatap pantat tersebut bergoyang-goyang. Meski baru mencicipi tubuhnya tadi, penampilan Yuniar kembali menggoda hasrat dan birahi saya.



Saya pun menelan ludah saya dan segera bangkit. Saya pergi ke kamar saya untuk mandi. Rupanya si tabah sudah ada di kasur lagi, berarti pas saya tidur ifah sempat menyimpan dia di kamar.

Saya pun segera mandi agar badan segar. Setelah mandi baju yang tadi saya kenakan karena saya memang tidak membawa banyak baju ganti.

Saya pun segera turun dari lantai dua ke lantai satu. Saya pun menemukan Ifah dan Yuniar sedang duduk di meja sambil memasuk-masukan daging ke tusukan sate.



Saya pun segera duduk di samping Ifah.

Ifah:”Gimana lemes gak?

Saya:”Udah seger lagi sekarang mah hehe”

Ifah:”Gimana heunceutnya mamah aku a?

Saya:”Enak gak kalah sama memek kamu neng hehe”

Ifah:”Si aa, lebih suka neng bialng heunceut mah dari pada memek hihi” ucap Ifah.



Yuniar:”Udah, ayo kamu bantuin kita a, masuk-masukin dagingnya ke tusukan sate” ucap Yuniar.

Saya:”Buka kebalik mah, daging yang ditusuk sama tusuk sate”

Yuniar:”Memek yang ditusukmah sama kontol hihi”

Saya pun kemudian bantuin mereka menusuk daging dengan tusuk sate.

Akhirnya selesai juga.



Saya:”Mana bapak sama Leni koq belum keluar?

Ifah:”Mungkin abis ngewek ketiduran”

Saya:”aa boleh keluar bentar, mau nyari minuman lagi”

Ifah:”Ya udah, penasaran juga neng pengen minum lagi, beneran gak mah, ngewek tadi lebih enak abis mabok?

Yuniar:”Ia neng kepala mamah agak berat tadi pas ewean sama si aa”



Saya pun meninggalkan mereka untuk mencari minuman.

Mungkin lebih kurang 20 menit saya kembali membawa 2 botol minuman.

Tak kudapati istri saya dan Yuniar di ruang tamu. Saya pun segera masuk dan mengunci pintu villa.

Saya lihat pintu kamar pak Hadi pun sudah terbuka dan kuliat ranjang saja yang seprainya acak-acakan.



Saay pun segera naik ke lantai dua dan tampak mereka sudah berkumpul di balkon utama. Saya pun segera bergabung. Saya menaruh plastic berisi miras di atas meja.

Tampak Yuniar sedang berjongkok di depan panggangan sambil membolak balik arang. Ifah di sampingnya dan Pak Hadi bersender di tepi pagar balkon.



Ifah:”Ada a?

Saya:”Ada, mana Leni koq gak gabung?

Yuniar:”Lagi pipis katanya”

Saya pun memilih duduk di kursi.

Saya:”Gak perlu aa bantuin?

Yuniar:”Gak usah, ini sudah jadi tinggal mulai panggang, masukan neng satenya, kita bakar sate dulu”



Ifah pun mengikuti permintaan dari yuniar ibunya.

Ifah:”A, itu masih banyak sate kambingnya, aa makan saja sama bapak ya, udah aku hangatin tadi”

Saya:”Ia, pak mari duduk”

Hadi pun segera duduk di samping saya. Kursi dan meja sudah di pepetin ke dinding jadi agak jauh dari Ifah dan Yuniar yang kini sudah mulai membakar sate.



Saya pun segera menyantap sate kebetulan saya laper habis menyetubuhi Yuniar.

Saya:”Gimana leni pak? tanya saya ke pak Hadi.

Belum sempat pak Hadi jawab, Leni muncul, dia Cuma pakai celana jeans dan atasannya hanya memakai bh warna cream.

Dia pun tampak melihat ke kami satu-satu.

Saya:”Len, duduk sini saya pangku” ucap saya semakin berani karena saya tau pak hadi sudah tahu pasti saya sudah ngentotin istrinya karena tadi berisik sekali.



Leni:”Gpp nich?

Ifah:”Gpp say, bebas aza sama kita-kita mah” ucap Ifah istri saya.

Leni pun segera duduk dipangkuan saya. Ku lihat leher leni banyak bekas cupangan, dahsat juga berarti pak Hadi.

Saya pun segera memeluk Leni dari belakang apalagi udara terasa dingin mungkin udah setengah satu lebih.

Saya:”Gak dingin Len, Cuma pakai kutang doang?

Leni:”Gak, kan sekarang dipeluk sama akang hehe”

Sementara pak hadi Cuma diem saja sambil memakan sate.



Saya pun memberikan sate kepada Leni.

Leni:”Aduh, pakai disuapin segala, malu sama istrinya aa aku jadinya”

Ifah:”Gpp ah, pakai malu segala hihi, udah sama2 dewasa” ucap ifah.

Yuniar:”neng leni udah pernah nikah belum, kalau kawin mah saya yakin sering hehe, jangan tersinggung ya”

Leni:”Hehe, saya udah nikah dan masih punya suami mah”



Yuniar:”Hah, yang bener? Suami kamu ngijinin kamu kerja kaya gini?

Leni:”Malah dia yang nyariin pelanggan buat say amah, tadi juga suami saya yang bertemu sama kang Dendi”

Yuniar:”Owh, sebenarnya Ifah anak saya sama Dendi juga nikah kontrak, tapi katanya sich mau serius mereka”

Leni:”Banyak juga tempat saja juga mah yang nikah kontrak, tapi saya kan punya suami jadi milihnya kerja kayak gini”

Yuniar:”Punya anak gak neng?

Leni:”Punya satu mah, udah kelas 5 sd” ucap leni kembali.



Yuniar:”santai aza yang neng, gpp begadang sampai pagi, maklum saya dan anak orang desa jarang-jarang liburan”

Leni:”Gpp dong mah, apalagi saya dibayar”

Yuniar:”Ya jangan merasa gitu, anggap saja keluarga dech, mamah juga orang susah sama saja” ucap Yuniar.

Leni:”Aku bantuin gak mah?

Yuniar:”Udah, neng disitu saja, temenin suami anak mamah” ucapnya.



Saya pun mulai berani, tangan saya bergerak ke selangkangan Leni dan meremas-remas memeknya dari luar jeans yang dia kenakan, saya dia pakai celana jeans jadi sedikit sulit buat saya untuk merasakan tekstur memeknya.

Sambil demikian saya pun terus menyuapi Leni dengan sate kambing.

Ifah tiba-tiba menoleh kepada saya dan pak Hadi.



Ifah:”Pak, gentian neng ya, bantuin mamah bakar ikan” ucap Ifah.

Pak Hadi pun tampak sedikit malas tapi berdiri juga.

Yuniar:”Kalau papah masih lemes, gpp biar mamah saja” ucap Yuniar.

Hadi:”Gpp mah, mana biar papah yang kipasin”

Saya:”Bukannya kita tadi beli kipas kecil kan mah? Seingat saya tadi yuniar membeli kipas angin kecil.



Yuniar:”ia beli a, tapi kabelnya gak nyampe ke sini”

Saya:”Wah lama kalau gitu, di dekat sini ada toko yang masih buka gak ya?

Leni:”Ada, cari saja di depan, mungkin ada yang jualan kang”

Saya:”Neng, mau ikut gak, aa mau nyari terminal”

Ifah yang baru duduk pun berdiri lagi.

Gantian leni yang pindah ke tempat duduk Ifah tadi.



Kami pun keluar dari villa dan segera menuju parkiran. Kami segera naik ke dalam mobil.

Ifah:”Gimana tadi a sama mamah?

Saya:”Ia, mamah punya fantasi diperkosa neng, jadi aa perkosa saja mamah kamu hehe”

Ifah:”Hihi, sampai bagbig brug gitu kedengeran dari bawah, kayak ada pemerkosaan beneran aza”

Saya:”Neng gak bilang dari dulu?

Ifah:”Hehe, udah yang penting aa udah ngerasain heunceutnya mamah aku kan hihi”



Tak terasa kami sampai di sebuah mini market. Saya pun turun bersama Ifah. Kami pun membeli terminal dan minuman dingin. Segera kami pun kembali ke villa.

Sampai di villa saya segera memasang terminal dan kipas angin. Kini kami bisa mengipasi ikanbakar dan sate menggunakan kipas. Saya pun duduk di kursi sambil kali ini memangku Ifah.

Ifah:”Kak len, sambil sepongin kontol suami neng mau gak? Ucap ifah kepada leni yang hanya duduk bersender sambil ongkang kaki.



Leni:”Itu mah tugas saya mbak” ucap leni sambil segera turun dari kursinya.

Ifah pun berpindah ke kursi tempat Leni duduk.

Leni pun berdiri dan membuka celana pendek saya dan menurunkannya beserta cd saya.

Pak hadi pun menoleh kepada saya begitu juga Yuniar mengubah posisinya menjadi menyamping tidak lagi membelakangi.



Leni:”Mbak ifah, saya isep kontol suaminya ya” ucap Leni sambli jongkok dan segera memasukan kontol saya ke dalam mulutnya.

Saya pun tak mau kalah, saya keluarkan ke dua toket leni dari bhnya dan tampak toketnya cukup besar juga dengan putingnya yang berwarna cokelat kehitaman cukup besar juga, ada bekas dua cupangan di payudara kirinya yang pasti ulah pak Hadi.



Sambil kontol saya dihisap Leni saya pun meremas-remas kedua toket leni.

Leni:”Mmmpz…uuughhhh…uuuhhhh”

Leni:”Gede dan panjang akang kontolnya” ucapnya dan kembali memasukan kontol saya ke mulutnya.



Saya:”aaagh gila enak banget uuugh” saya pun tak sadar meleguh karena memang sepongan Leni begitu nikmat tak kalah dari istri saya Dewi. Rupanya dia pandai melakukannya.

Ku lihat Ifah menatap saya sepertinya dia sedikit cemburu.

Saya pun menarik kepala istri saya dan kami pun berciuman.



Yuniar:”Ih, ini belum selesai malah udah pada mau ngewe” ucapnya tapi kami tak memperdulikannya.

Hadi:”Yang ini udah selesai mah, mana piringnya?

Yuniar:”Di dalam pah, deket pintu kamar belum sempat di bawa ke sini, sekalian ambilin baju hangat mamah di koper tiris pisan” ucap Yuniar. Ku lihat pak hadi pun berjalan masuk ke dalam.



Saya dan Ifah sudah berhenti berciuman, sementara leni masih asyik menghisap kontol saya.

Saya:”Neng, geser dikit, takutnya tiba-tiba ada orang lihat” ucap saya sambil melihat ke villa sebelah kiri yang lampu balkonya nyala takutnya orangnya tiba-tiba keluar sementara sebelah kanan terhalang pohon kelapa jadi aman.

Ifah pun mengerti dan menggeser kursinya menghalangi pandangan dari samping kepada Leni.



Yuniar:”Makanya di kamar aza kalau pada mau ewean, atau nanti saja kalau udah selesai bakar-bakarnya”

Saya:”Udah len, nanti saja”

Leni:”Gak enak ya?

Saya:”Enak banget, tapi khawatir ada yang lihat dan gak enak sama mamah, biar kita bantuin biar cepat selesai” ucap saya.

Leni pun melepaskan tangannya yang menggenggam kontol saya.



Saya pun segera memakai celana lagi. Pak Hadi pun tampak sudah datang membawa piring dan mantel buat istrinya.

Yuniar pun berdiri dan segera Leni menggantikan posisinya.

Leni:”Biar leni bantuin mah”

Yuniar pun segera memakai mantel dan duduk dipangkuan saya, kini dia pun tak malu lagi. Sementara pak Hadi sudah berada di samping Leni bantuin Leni bakar ikan.



Ifah:”Ih, mamah gak malu ada bapak, maen duduk aza dipangku si aa”

Yuniar:”Hehe reflek, gpp, kan lagi liburan, kita bebas dulu” ucap Yuniar sambil tertawa.

Akhirnya selesai juga bakar Ikan dan satenya. Kita pun kini semua duduk di lantai di atas tikar yang kita bawa dari rumah. Yuniar pun turun dan balik lagi sambil membawa magicom dan menaruhnya di depan kami.



Akhirnya kami pun makan bersama-sama terasa nikmat apalagi habis melakukan hubungan badan Cuma Ifah yang tentunya belum kena tusuk, kami juga sambil makan sambil minum minuman yang tadi saya beli baik minuman dingin maupun minuman keras. Sungguh pemandangan tidak biasa perempuan berjilbab ikut minum minuman keras.

Kami pun makan sambil mengobrol dan bercanda.

Yuniar:”Gimana tadi Len suami mamah, gigit gak?

Leni:”Ia gigit, sampai merah2 susu aku mah hehe” ucap leni sambil sedikit mengeluarkan susunya dari balik bh yang nampak bekas-bekas merah.



Yuniar:”Ia percaya, leher kamu aza banyak bekas cupangan hihi” ucap Yuniar padahal leher dia pun ada bekas cupangan saya.

Ifah:”Empuk ya dagingnya enak”

Yuniar:”Ia, kamu gak dingin neng?

Ifah:”Leni aza gak pakai baju biasa saja mah”



Leni:”Ia, tadi mah gerah hehe, sekarang mah dingin tapi males mau ambil baju di dalam” ucapnya.

Yuniar:”Pah gimana tadi? Papah puas kan hehe” tanya Yuniar kepada suaminya.

Hadi:”Ya gitu mah” jawab Pak hadi masih malu-malu.

Yuniar:”Gitu gimana Pah? Yang jelas, enak gak memeknya Leni hihi” ucap Yuniar terus terang.



Hadi:”Enak mah, enak banget” ucap Pak Hadi sedikit malu-malu terlihat dari tingkahnya yang menjadi terlihat sedikit grogi.

Yuniar:”Pah, pas papah ngewe sama Leni tadi ada kejadian”

Hadi:”Kejadiaan apa mah? Tanya hadi dengan wajah penasaran.

Yuniar:”Maaf pin mamah ya pah” ucap Yuniar sambil melihat ke saya. Saya pura-pura sibuk makan saja.



Hadi:”kenapa mah?

Leni:”Ia, kenapa mah?

Yuniar:”Tadi kan mamah habis pipis terus tiba-tiba di dalam kamar sudah ada Dendi” ucap Yuniar kembali melihat ke saya. Saya menjadi sedikit dag-dig-dug juga apa Hadi tidak tahu rencana Yuniar.

Hadi:”Kenapa Mah, bilang yang jelas” ucap Pak Hadi.

Yuniar:”Dendi pah, dia tadi memperkosa mamah waktu papah ewean sama Leni di bawah” ucap Yuniar sambil memasang wajah sedih dan menundukan kepalanya.



Hadi terlihat tenang sementara Leni tampak terkejut, pasti dia tidak paham keadaannya.

Yuniar:”Mamah sudah ternoda pah, kehormatan mamah dirampas sama aa Dendi” ucap Yuniar dengan suara datar tapi kepalanya tertunduk.

Hadi:”Terus?

Yuniar:”Pejunya ditembakin di memek mamah juga pah”

Sementara kulihat Ifah seperti menahan tawa sambil mencubit paha saya.



Hadi:”Mamah nikmatin gak waktu diperkosa sama Dendi?

Yuniar:”Ia, mamah juga nikmatin pah, maaf, abis kontolnya Dendi gede dan lebih panjang dari kontol papah”

Sementara leni tampak bengong tak percaya, pasti pikir keluar macam apa yang bersama dia sat ini.

Hadi:”Berarti gak ada masalah kalau gitu mah” ucap Pak hadi biasa saja.

Yuniar:”Papah gak marah?

Hadi:”Nggak, papah juga kan enak-enakan di bawah, mamah enak-enakan di atas jadi sama”

Leni:”pantes tadi kedengerannya rebut banget mah di atas, rupanya ada perkosa-perkosaan hehe” ucap Leni.



Yuniar:”Hehe, ya udah dihabisin biar kalian pada kuat nanti kalau mau ngewe lagi, hihi”ucap Yuniar.

Saya:”Maaf ya Pak, habisnya bapak tahu sendiri mamah sering goda saya, pas pagi aza mandi telanjang depan saya, jadi saya gak tahan, jadi tadi ada kesempatan saya perkosa mamah pak” ucap saya ke pak Hadi.

Hadi:”Jadi kamu perkosa betulan perkosa istri saya?

Yuniar:”Ia, kan papah denger sendiri keributannya pastinya, memang mamah bohong, Dendi udah perkosa mamah tadi, betulan Pah”



Hadi:”Ya sudah, mamah juga sich betul kata Dendi, suka godain terus, kirain tadi Cuma rekayasa”

Leni:”Udah ah, yang penting sama-sama enak hihi”

Ifah:”Ia, Neng malah belum kebagian”

Yuniar:”Habis ini neng, kita keroyok suami kamu, biar si Papah puas-puasin sama Leni lagi” ucap Yuniar.



Saya:”Eh mah, ini cangcut mamah yang dipakai ke mall tadi, masih aa sakuin” ucap saya sambil mengeluar bh dan cd Yuniar yang berwarna merah dan saya berikan ke Yuniar.

Yuniar:”Ah si aa Mah, mamah kan jadi malu”

Hadi:”Tuch, segala cangcut yang habis dipakai mamah, malah dititipin nak Dendi segala gimana gak ngundang”

Yuniar:”Udah ah, jangan dibahas lagi” ucap Yuniar sambil menyimpan dalamannya yang barusan saya kasih di bawah pantatnya.



Akhirnya kami pun selesai makan.

Yuniar:”Besok saja kita beresinnya ya”

Kami pun setuju saja. Hadi dan Leni lebih dulu turun dari lantai dua menuju kamar mereka dengan bergandengan tangan, meski sudah di atas 40, Pak hadi masih terlihat kekar bahkan lebih kekar dari saya yang lebih muda mungkin karena dia sering kerja di sawah.

Sementara saya segera menggandeng Ifah dan Yuniar menuju kamar yang saya tempati. Saya pun memegangi pinggang mereka berdua begitu juga sebaliknya.

Ini yang ketiga saya akan menggarap bareng ibu dan anak setelah sebelumnya Heni dan anaknya Fani lalu Hanum dan ibunya Anis.



Kami pun sampai di dalam kamar dan saya pun lebih dulu merebahkan badan saya di atas kasur.

Ifah:”Neng, mandi dulu ya a, dari tadi belum mandi”

Yuniar:”Ya udah, biar si aa mamah yang nemenin dulu”

Ifah pun tersenyum dan berlalu menuju ke kamar mandi.

Setelah Ifah masuk ke kamar mandi, Yuniar pun segera naik ke atas ranjang.



Yuniar:”Udah siap ngewe lagi ? ucapnya sambil membuka resleting celana pendek saya.

Saya:”Bentar mah” ucap saya sambil menahan tangannya Yuniar. Saya pun segera berdiri dan turun dari ranjang.

Saya:”Haus, pengen minum dulu” ucap saya sambil mengambil botol minuman dari koper saya. Sesunggunya itu bukan minuman biasa tapi sejenis jamu mungkin yang diberikan donates. Saya pun segera meminumnya. Saaya pun berharap efeknya bisa cepat karena mau langsung praktek.



Yuniar:”Minum apa sich?

Saya:”Air mineral saja mah” ucap saya sambil memasukan botol minuman tersebut, karena botolnya berwarna biru tua (berwana gelap) sehingga tidak bisa ditebak isinya air putih atau bukan.

Yuniar:”Kirain obat kuat hehe, tapi sudah makan sate kambing, kan katanya greng hihi” ucap Yuniar.

Saya pun segera melepas celana saya berikut celana dalam juga dan naik ke atas ranjang.



Yuniar:”Aduh, dah gak sabar, masih manyun aja kontolnya udah panjang hihi” ucap Yuniar dan langsung memegang kontol saya.

Saya pun berdiri membiarkan Yuniar beraksi.

Yuniar pun mulai mengocok-ngocok kontol saya.

Yuniar:”Tadi waktu mamah diperkosa sama aa belum banyak pegang kontolnya aa, belum ada isep juga hihi” ucap Yuniar dengan mata tertuju kepada kontol saya.



Kontol saya pun perlahan semakin membesar dan semakin keras.

Yuniar:”Hihi, udah gede lagi a, ini kontol yang tadi udah ngerusak kehormatan mamah sebagai istri yang baik” ucapnya.

Yuniar pun membukan mulutnya dan menjulurkan lidahnya. Lidahnya mulai menjilati kepala kontol saya.

Lidahnya menggelitik lubang kencing saya.



Yuniar:”Ini kontol yang tadi udah merobek-robek memek mamah, udah mengaduk-aduk memek mamah hihi” ucapnya. Kini lidahnya sedikit bergerak ke bawah kepala kontol saya.

Saya:”Mertua binal, isep kontol mantumu” ucap saya dan segera mendorong kontol saya ke dalam mulutnya Yuniar.

Yuniar sedikit melotot dan terkaget-kaget.



Yuniar:”Mmmmmmpz…mmmmmmpzzzz…mmmmmpzzz cploooook…cppploooook”

Yuniar pun mulai menghisap kontol saya.

Tangan saya pun tak tinggal diam sambil meremas-remas teteknya Yuniar.

Yuniar pun meleguh sambil melirik ke si Tabah yang sedang tidur, takut terganggu.



Yuniar pun melepaskan kontol saya dari dalam mulutnya.

Yuniar:”Apa kita nanti eweannya di kamar mamah aza a, takutnya si Tabah kebangun?

Saya:”Tunggu Ifah saja mah” ucap saya dan menyodorkan kembali kontol saya ke mulut Yuniar.

Yuniar pun kembali membuka mulutnya dan mencaplok kontol saya. Sambil menghisap kontol saya tangannya pun mengurut-urut batang kontol dan buah zakar saya.



Saya:”Aaakh, nikmat mah, uuughhhh” saya pun mengerang dan mendorong maju mundur kepala Yuniar yang terbungkus jilbab warna ungu.

Kontol saya pun semakin mengeras di dalam mulutnya Yuniar.

Yuniar pun berusaha keras memasukan seluruh batang kontol saya ke dalam mulutnya hingga beberapa kali hampir tersedak.



Yuniar:”mmmmmmmmpppppzzz…mppppz aaaaagh…aaaaaaghhhhhh…aaaaghhh”

Akhirnya saya pun menarik keluar kontol saya dari mulut Yuniar.

Saya pun menarik Yuniar untuk berdiri.

Saya pun segera melucuti baju gamis Yuniar. Baju gamis tersebut pun melucur ke bawah dan terlepas dari badan Yuniar.



Kini perempuan berbadan montok bertoket gede dan berpantat besar tersebut berdiri di hadapan saya hanya memakai jilbab ungu di kepalanya dan bh warna hitam yang mungil hingga sebagian susunya tidak mampu tertutupi dan celana dalam mungil berwarna hitam.

Saya pun segera memeluk Yuniar dan meremas-remas pantat besarnya.

Yuniar pun meleguh beberapa kali.



Yuniar:”uuuughhhh….uugghhhhh, remes bool mamah menantu nakal, uugh lecehkan mamah, uuuuughhh”

Sementara Kontol saya menyodok-nyodok perutnya Yuniar karena dia sedikit lebih pendek dari saya.

Lalu tiba-tiba pintu kamar mandi dibuka dan muncul Ifah hanya memakai handuk saja.

Ifah pun segera berdiri di depan meja rias sambil melihat kepada saya.

Ifah:”wah si mamah udah mau dibugilin aza”

Yuniar:”ia neng, mamah mau diperkosa lagi sama si aa”



Saya tidak menghiraukan omongan mereka. Saya segera berjongkok di depan Yuniar dan melebarkan kedua kaki Yuniar. Satu kakinya saya tumpangkan di paha saya.

Saya pun menggeser celana dalam Yuniar ke sebelah kanan hingga tampak memeknya yang tembem berbulu lebat dan keriting. Segera saya singkirkan bulunya hingga belahan memeknya dapat saya lihat.

Yuniar:”Neng, memek mamah mau dijilatin sama si aa”

Ifah:”Awas loh mah, si aa pinter banget lho jilatin memek, jilatin heunceut” ucap ifah yang tampak sedang mengeringkan rambutnya dengan pengering rambut.



Lidah saya pun sudah mulai menyapu belahan memeknya Yuniar. Yuniar pun tampak memejamkan matanya hanya bibirnya yang terlihat bergetar.

Perlahan lidah saya menelusup ke dalam memeknya Yuniar.

Yuniar:”Aaagh, asup uuuh lidahnya si aa ke heunceut mamah neng uuughhh enak aaaah”

Ifah:”Bikin bucat si mamah a” ucap Ifah.

Saya tak melihat lagi ke arah Ifah, focus menjilati memek ibunya.



Yuniar:”aaaagh gak tahan A, tunggu biar mamah tiduran aza” ucapnya.

Saya pun melepaskan mulut saya dari memeknya Yuniar.

Ifah:”Bentar mah, kita geser lagi kasurnya, biar satu buat si Tabah bobo satunya buat kalian ngewek” ucap Ifah.

Saya pun segera turun dan membantu Ifah dan Yuniar menggeser ranjang hingg kini terpisah dengan tempat tidur yang digunakan untuk Tabah.



Yuniar:”ayo a lanjutkan lagi” ucapnya gak sabar sambil segera naik ke ranjang dan mengangkang lebar.

Saya pun segera ikut naik ke ranjang dan segera berada di antar ke dua kaki Yuniar.

Yuniar:”Copot aza aa cangcutnya mamah, biar leluasa” ucap Yunniar meminta saya melepas celana dalamnya.

Saya pun segera menarik turun celana dalam mini yang dikenakan Yuniar. Saya menghirupnya sebentar dan membuangnya ke lantai.



Yuniar:”Si aa suka yang ciumin cangcut orang neng, pantes dia suka coli pakai cangcut mamah” ucap Yuniar.

Ifah:”Padaha bau ya hihi”

Yuniar:”Enak aza, cangcut mamah wangi, tanya saja si aa”

Sementara saya tak berkomentar satu patah katapun.

Saay segera tengkurap dengan muka saya tepat di depan memeknya Yuniar.



Yuniar:”Baok heunceut mamah lebah ya a, aa suka yang lebat atau gundul?

Ifah:”Si AA jutsru suka heunceut yang bulu baoknya lebat mah, soalnya istrinya teh Dewi juga lebat bulu heunceutnya” ucap Ifah.

Saya pun kembali tak berkomentar tapi lidah saya segera saya sapukan lagi di bibir memeknya Yuniar.

Yuniar:”Aaagh geli uuuuh…neng uuuuuuhhhh”

Perlahan lidah saya segera menelusup masuk ke dalam memeknya Yuniar yang kini saya rasakan sudah mulai basah. Kedua tangan saya segera saya gunakan untuk membuka memeknya Yuniar. Saya sapukan lidah saya di klitorisnya Yuniar yang berukuran lebih besar dari semua perempuan yang itilnya pernah saya jilatin.



Yuniar:”Ampuuun enak banget aaaah kena itil mamah neng”

Ifah:”Kenapa Mah?

Yuniar:”Sia aa sedotin itilnya mamah aaaaah gila nikmat uuugh” ucap Yuniar saya segera mengapitkan kedua kakinya di kepala saya.

Yuniar pun menggelinjang ke kiri dan ke kanan.



Tiba-tiba Yuniar mengerang lalu mengejang dan menjepit kepala saya dengan kedua kakinya lebih ketat.

Yuniar:”Aaaaagh gak kuat uuuugh kontooooool” ucapnya.

Saya pun merasakan semprotan cairan di bibir saya.

Lalu Yuniar kemudian terdiam hanya nafasnya yang terdengar tak beraturan.

Saya pun segera melebarkan kaki Yuniar dan mengangkat kepala saya karena nafas saya terasa sedikit sesak.



Sementara itu Ifah pun segera naik ke ranjang dengan sudah telanjang bulat.

Ifah:”Jilatin juga dong heunceutnya neng a” ucap Ifah

Saya:”Mamah, biar aa rebahan, mamah naik ke badan aa ya” ucap saya.

Yuniar pun segera paham dan perlahan bangkit dan duduk di dekat anaknya.



Saya pun segera merebahkan badan saya dan memberi kode ke pada Ifa untuk mendekat.

Ifah:”Mah, mamah naikin si aa,biar si aa jilatin heunceutnya neng”

Yuniar:”Ia” jawab Yuniar pendek mungkin dia masih sedikit merasa lelah.

Ifah pun segera mengangkaki muka saya dengan posisi menghada ibunya.

Memeknya tercium harum karena baru habis mandi dan mungkin menggunakan sesuatu.



Sementara Yuniar sudah memegang kontol saya dan mengarahkan ke memeknya.

Yuniar:”A, kontolnya mamah masukin ke memek mamah ya” ucapnya sambil perlahan menurunkan badannya.

Bleeesek…perlahan kontol saya pun memasuki memeknya ibunya Ifah.

Sementara tangan saya menyingkirkan bulu-bulu memek Ifah dan segera menyapu bibir memeknya.

Yuniar:”Aaagh asup kabeh uuuug kontooooool enak aaaah” ucanya sambil mulai naik turun di atas badan saya.



Ifah:”Aaag lidah aa masuk ke heunceut neng uuuhhhhhh”

Yuniar:”Kontolnya di memek mamah neng uughhh, menantu nakal, mertua sendiri dikontolin uuugh…uuughhh” ibu dan anak pun saling bersahutan mengerang dan mendesah.

Untung saja si Tabah tidurnya nyenyak sekali tidak terganggu oleh suara-suara yang timbul dari pertempuran kami.



Yuniar:”uuuggggggh penuh neng, nojos sampai ke Rahim mamah kontolnya si aa uuughhhhh”

Ifah:”Ayo aa, zinahi mamah aku, mamah udah lama pengen zinah, tapi baru nemu aa sebagai orang yang pas uuuuhhhh” ucap Ifah memberi semangat.

Saya:”Mah, copot kutangnya, aa mau pegang susunya mamah” ucap saya sambil tetap menjilati memeknya istri saya.



Yuniar pun tampak segera mencopot kutang yang menutupi susunya dan membuangnya di lantai.

Tangan saya kini segera meremas-remas susunya Yuniar.

Yuniar:”uuuugh…enak neng uuugh…mamah lagi zinah neng, tapi enak aaaaah”

Ifah:”Ia…uhhhhh, bapak juga lagi zinah di bawah mah, padahal bapak orang baik-baik semua gara-gara mamah aaagh” Lalu saya merasa sebuah semburan mengenai muka saya rupanya Ifah terkencing-kencing.



Ifah pun langsung berdiri dan turun dari ranjang dan berjongkok di lantai. Terlihat air kencing masih keluar dari memeknya.

Ifah:”adu a, maafin Ifah, tau-tau Ifah terkencing-kencing”

Yuniar:”Hah, kamu kencingin muka suami kamu neng?

Saya:”Ia gpp neng, wajah aa jadi kerasa hangat, tapi bau pesing hehe, asin lagi, masuk mulut aa” ucap saya karena tak bisa menghindar juga karena Yuniar berada di atas ke dua paha saya.



Ifah:”Maaf ya a, abis nikmat banget dan neng terangsang banget lihat mamahnya neng dikontolin suami neng sendiri di depan neng” Ucap Ifah yang kembali berdiri dan tampak berjalan mengambil handuk.

Dia pun segera mengelap wajah saya yang basah oleh air seni dia.

Saya:”Sini Mah, cium aa” ucap saya sambil terus meremas-remas susunya Yuniar yang ikut bergoyang-goyang.

Yuniar pun tampak tak jijik segera telungkup dan mencium bibir saya.

Lidah kami pun saling bertautan.



Sementara Ifah tampak mengambil kursi dan duduk di dekat kami melihat saya suaminya menyetubuhi mamahnya.

Yuniar:”mmmmmpzzz..cepeten kentot mamahnya aaaa, mamamh mau dapet lagi” ucapnya.

Saya pun mengambil alih situasi dan menyodokan kontol saya dari bawah dengan cepat ke memeknya Yuniar.

Yuniar:”aaaghhh….kentot yang kenceng sayang aaaaaaa….rampas kehormatan mamah aaaaah, ewe mamah, nodain mamah aaaagh” erang Yuniar dan kemudian dia pun mengejang dan memejamkan matanya.



Bersamaan dengan itu terdengar tangisan dari anaknya Ifah. Rupanya Tabah terbangun karena kaget akibat suara erangan Yuniar yang kali ini lebih keras.

Ifah sekilas ku lihat berdiri dan setengah berlali memutari ranjang. Mungkin dia segera menghampiri anaknya.

Sementara saya yang belum keluar tidak memperlambat sodokan saya malah semakin mempercepat sodokan kontol saya.



Yuniar:”aaaw ampun uuuuuuuuugghh…aaaaaa..aa…aaaagh zinahi mamah…aaaghh…aaaghhh…aaagh”

Plooook…plooook..plooook hantaman paha saya terdengar semakin nyaring mengahantam buah pantat Yuniar yang berukuran sangat besar.

Saya pun tak memperdulikan si tabah yang terganggu tidurnya apalagi kini tak terdengar tangisannya mungkin dia lagi nyusu dengan Ifah.



Ploook…plooook…ploooook…

Yuniar:”aaghhhhh hosssshhhh..hhooooh ampun uuugh zinahi mamah aaaagh ampun uugh nikmat kontooooool”

Bersamaan dengan teriakan kontol dari Yuniar saya pun mengejang dan menekan pantat Yuniar lebih kebawah sementara saya dari bawah menjejalkan kontol saya dalam-dalam dan crooot….crooooot…crooooot…

Sprema saya pun memenuhi memeknya Yuniar.



Yuniar:”aaaagh dosa uughhh peju muncrat uuugggg” dan Yuniar pun mengejang kembali dan terlukai lemas menindih saya.

Saya pun segera memegang kepalanya dan melumat bibirnya Yuniar. Kami pun berciuman dengan mesra. Ku lihat Ifah tengah duduk di kasur sebelah sambil menyusui si Tabah dan menyaksikan pergulatan saya dengan mamahnya.

Yuniar:”aaagh masih keras aza aa kanjutnya, ngeganjel banget di memek mamah uuugh” ucap Yuniar dan langsung berguling ke samping saya.

Yuniar pun kini terlentang di sebelah saya.



Yuniar:”neng, kalau udah selesai nyusuinnya, tidurin di sebelah mamahnya si tabah, jadi nanti kamu eweannya sama si aa di kasur itu” ucap Yuniar.

Ifah:”Ia, bentar lagi, si dedek masih nyedot pentilnya neng koq”

Yuniar:”Laki kamu pakai obat ya neng, ini kanjutnya masih ngaceng aza padahal udah buang peju di dalem memek mamah” ucap Yuniar sambil memegang kontol saya yang basah dan mengkilat oleh carian saya dan cairan dia.







BERSAMBUNG…..

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Binalnya Istriku Dewi 78

  PART 78 POV Wife Pagi itu aku duduk sendiri di teras rumah. Hatiku tengah galau berat. Hanum sedang pergi mengantar Intan ke sekolah dan Anis bersama Bu Heti sedang berbelanja ke super market untuk kebutuhan sehari-hari dan Revan ikut dengan mereka. Sore atau malam nanti suamiku akan pulang ke rumah, aku khawatir tidak bisa menahan amarah sehingga semua rencanaku akan gagal. Aku sedang memikirkan bagaimana aku bersikap kepada suamiku dan menahan emosi agar semua rencanaku berjalan semestinya dan aku dapat mengetahui apa suamiku menyeleng atau tidak dibelakangku, yang pasti dia sudah berbohong namun aku belum tahu alasannya. Saat sedang melamun aku mendengar pintu pagar digedor-gedor dari luar. Saya pun kaget dan segera berdiri untuk mencari tahu. Ternyata ada seseorang memukul-mukul pagar menggunakan tongkat kayu. Orangnya kurus dan tingginya mungkin hampir sama dengan saya dan kelalanya plontos. Memakai kaus lengan pendek warna putih dan celana jeans. Tangannya

Binalnya Istriku Dewi 76

PART 76 POV SUAMI Aku terbangun karena suara tangisan Tabah. Aku masih berpelukan dengan istriku Ifah dalam keadaan telanjang bulat. Ifah pun segera melepaskan pelukanku dan bangkit dan menggendong anaknya. Saya:”Kenapa dia neng? Ifah:”Pup ternyata a, neng ganti popok dia dulu ya, aa tidur lagi aza baru jam 6”ucap Ifah. Saya pun memutuskan untuk melanjutkan tidur karena memang masih ngantuk sekali karena habis bergadang sampai pagi. Saya pun terbangun kembali ketika ada cahaya terang pas di muka saya. Saya pun membuka mata dan ternyata cahaya tersebut masuk melalui kaca jendela yang tirainya sudah dibuka. Ku lihat sudah jam 8 pagi. Tak ku dapati Ifah maupun si Tabah di tempat tidur. Saya pun segera pergi ke kamar mandi untuk mandi. Selesai mandi saya pun segera memakai pakaian saya hingga rapi dan saya gunakan celana pendek biar santai saja. Saya segera turun ke lantai satu dan ku dapati Pak Hadi sedang santai sambil duduk bersama si Tabah menonton kartu

Binalnya Istriku Dewi 77

  PART 77 POV SUAMI Besok paginya aku pun dibangunkan oleh Ifah sekitar pukul 6 pagi. Ifah:”Bangun a, mau ikut mandi di kali gak? Ucap Ifah yang tampak masih memakai baju daster warna cream semi transparan lengan pendek yang dipakainya tadi malam tapi kepalanya sudah mengenakan jilbab warna hitam Saya:”Hoam, jadikah mau mandi di kali? Ifah:”Ia, katanya aa penasaran pengen mandi di kali? Saya:”Berdua aza? Ifah:”ia, ibu jagain si tabah, bapak udah berangkat ke sawah” Saya pun segera turun dari ranjang. Ku lihat Ifah mengambil handuk dua dan satunya diberikan kepada saya. Saya pun segera menerimanya. Dari belakang saya dapat melihat bayangan warna hitam di pantat istrinya begitu juga di punggungnya, sepertinya Ifah meanggunakan pakaian dalam berwarna hitam. Saat keluar dari kamar ku lihat di teras Yuniar sedang duduk di lantai memakai baju gamis merah dan jilbab warna putih bermain dengan si Tabah. Ifah:”Ayo a, kita berangkat sekarang” Saya:”bentar neng,