Langsung ke konten utama

Binalnya Istriku Dewi 74

 

PART 74



POV WIFE



Aku segera mandi untuk membersihkan badanku dari sisa-sisa persetubuhanku dengan Tirta dan Rey. AKu puas, selain mendapat kenikmatan seks rekeningku pun terisi banyak uang.

Selesai mandi dan dandan aku duduk di kursi ruang keluarga sambil memainkan ponselku. Ku lihat Revan asyik tengkurap di depan TV, sementara Hanum belum datang mungkin masih di jalan setelah menjemput Intan.

Aku pun mengirim pesan wa kepada suamiku tapi Cuma muncul centang satu tidak seperti biasanya.



Pikiran ku kini sudah jernih lagi dan aku merasa sedikit heran, besok kan hari Sabtu, seharusnya suamiku bisa pulang nanti malam karena libur dua hari, kalau masalah kerjaan dia bisa kerjain dari rumah. Aku mulai was-was dan sedikit curiga dengan suamiku sendiri.

Aku lihat pesa wa ku sudah centang dua dan berwarna biru tanda sudah dibaca suamiku tapi tak ada juga balasan. Aku sempat mengetik lagi tapi ku urungkan, aku mau tau nanti suamiku membalas pesanku atau tidak.



Ku dengar pintu depan dibuka dan terdengar teriakan Intan memanggil mamah pertanda dia sudah datang.

Tak lama Intan pun datang di temani Hanum.

Saya:”Dek, ganti baju dulu jangan langsung nonton tv, sana di temenin kak Hanum” ucap saya kepada Intan.

Intan yang sudah duduk depan tv pun dengan malas bangkit dan dituntun Hanum masuk ke dalam kamar.

Tak lama mereka pun keluar lagi dengan Intan sudah berganti pakaian.



Intan segera duduk di depan tv begitu juga Hanum.

Saya:”Han, duduk sini dong sebelah tante” ucap saya.

Hanum pun berdiri dan berjalan ke arah saya kemudian dia duduk di samping saya.

Saya:”Han, gimana kabar mamah kamu?

Hanum:”Baik tan, tapi kayaknya gimana ya, dia belum bisa ke sini, dilarang sama ayah saya”

Saya:”Oh ia kah, terus mereka tinggal serumah sekarang?

Hanum:”Kalau serumah si enggak tan, mamah pilih tinggal sama nenek begitu jg adek saya karena ayah sering pulang sambil mabuk, dia Cuma minta uang terus sama mamah”



Saya pun menarik nafas panjang, sepertinya pelik juga perihal rumah tangga Anis dan suaminya.

Hanum:”Mamah pun kan gak ada uang gak kerja, tapi mau berangkat kerja ke sini lagi gak boleh sama ayah, gak tau dech”

Saya:”Bagusnya mamah kamu harusnya minta cerai sama papah kamu, mamah kamu kan masih muda juga bisa nikah lagi”

Hanum:”Ia, tapi kayaknya mamah takut, mungkin diancam sama ayah saya”



Saya:”Gak ada perubahan sama sekali memang ayah kamu Han?

Hanum:”Boro-boro malah makin parah”

Saya:”Ya susah kalau tidak berani ambil keputusan” ucap saya.

Hanum pun hanya manggut-manggut.



Saya:”Ya udah kalau kamu mau istirahat atau nonton tv Han,nanti kalau sudah ada Om, tante mau cairkan uang buat kamu”

Hanum:”Ia makasih tan”

Saya:”Eh, jangan ada bilang apa2 sama Om ya”

Hanum:”Ia tan, rahasia aman” ucap Hanum sambil tersenyum.

Saya:”Ya sudah, tante mau ke kamar dulu, mau istirahat ya, titip anak-anak kalau, bentar lagi ajak makan ya” ucap saya.

Hanum:”Ia tan”



Saya pun pergi ke kamar untuk istirahat karena badan saya begitu lelah setelah disetubuhi Rey dan Tirta.

Aku pun baru bangun sekitar pukul 3 sore saat ku dengar sedikit kegaduhan, terdengar suara orang berbicara bersahutan sepertinya dari ruang tamu.

Saya pun segera bangun dan cuci muka dan segera menuju ke ruang tamu.

Saya sangat terkejut karena tampak Anis dengan tas besarnya sudah duduk di sofa bersama dengan Hanum dan Bu Heti.



Saya:”Eh, Kak Anis, kapan datang?

Mereka pun terkejut melihat kedatangan saya.

Anis:”Maaf neng, barusan, saya gak kasih tahu dulu”

Saya:”Gpp, malah saya seneng kakak datang” ucap saya sambil duduk di sofa yang kosong.



Hanum:”Mamah kabur dari sana tan, gak bilang juga sama ayah”

Saya:”Oh, apa gak akan jadi masalah kak?

Anis:”Gak tau neng, mudah2an sich nggak, soalnya dia kalau mau nyusul ke sini juga gak tahu alamat kita” ucap Anis.

Saya:”Ya sudah, mudah2an aman-aman saja kak, kakak istirahat saja, pasti capek, bawa ke dalam aza Han” pinta saya kepada Hanum.

Anis dan Hanum pun permisi pergi ke kamarnya begitu juga bu Heti permisi pergi ke dapur.



Tinggal saya sendiri di ruang tamu, anak-anak pun tak terlihat mungkin sedang tidur siang juga.

Saya pun menengok ke luar tak ku dapati orang berjaga padahal sekarang hampir siang dan malam selalu ada yang jaga tapi siang ini tidak ada kelihatan orang di sana.

Padahal saya ada sedikit keperluan dengan mereka.



Malam hari pun tiba. Kami pun sedang makan malam.

Saya:”Bu Heti, nanti setelah makan, tolong panggilin security ya, saya ada perlu”

Heti:”Oh, ia neng”

Setelah selesai makan malam saya pun berkumpul bersama Anis dan Hanum beserta anak-anak di depan tv sementara Bu Heti pergi ke depan untuk menemui security.



Tak lama Bu Heti pun sudah datang kembali.

Bu Heti:”Neng, orangnya sudah di ruang tamu”

Saya:”Donatus bu?

Heti:”Bukan, satpam yang ganteng”

Saya pun berpikir siapa ya, karena kadang ada tiga orang bergantian.



Saya:”Ya sudah, Kak, nanti kita ngobrolnya ya, saya ada perlu dulu”

Anis:”Ia neng, gampang, besok juga bisa”

Saya:”Bu Heti di sini saja, kalau mau ngobrol-ngobrol sama kak Anis, saya mau ke depan dulu”

Heti:”Ia neng”

Saya pun bergantian dengan Bu Heti yang kini duduk di sofa di sebelah Anis menggantikan saya.



Sementara saya segera menuju ruang tamu.

Tampak seseorang berbadan tegap kekar dan memang ganteng meski kulitnya tidak terlalu putih tapi sepertinya karena terbakar matahari saja yang kemudian ku ketahui bernama Sony.

Saya pun segera duduk di sofa single sementara si security di sofa panjang.

Saya:”Pak Donatusnya ke mana ya?

Sony:”Donatus sedang berhalangan hadir bu, jadi saya menggantikan dia, saya Sony, saya bekerja juga di tempat Heni kenalannya Pak Dendi, bekerja di tempat karaoke dia”



Saya:”Oh Pak Sony, ya sudah gpp, sebenarnya sich saya perlunya sama Pak Donatus tapi gpp, mungkin Pak Sony juga bisa bantu”

Sony:”Kalau saya bisa, pasti saya bantu bu” ucap Sony sambil menunduk tidak mau menatap saya

Saya:”Saya terus terang saja, apakah suami saya pernah cerita sesuatu atau apapun sama kalian yang saya tidak tahu?

Sony:”Maksudnya gimana ya bu, saya tidak paham? Ucap Sony sambil menatap saya sejenak.



Saya:”Ya, pasti kamu tidak paham, begini, saya ingin kamu berjanji untuk tidak bilang apapun pada orang lain mengenai pembicaraan kita berdua, saya berani membayar lebih mahal dari pada yang suami saya bayar kepada kamu” ucap saya sambil menatap tajam kepada si Sony.

Sony:”Aduh gimana ya bu, ini tentang apa ya?

Saya:”Rupanya kamu sangat setia juga ya kepada suami saya, saya tegaskan, kamu sanggup tidak untuk tidak menceritakan apapun pertemuan kita ini baik terhadap Donatus temen kamu apalagi suami saya, saya akan membayar lebih besar daripada ya suami saya bayar buat kamu”



Sony tampak celingak-celinguk seperti sedikit menghawatirkan sesuatu.

Sony”Baik bu”

Saya:”Bagus, saya tidak tahu berapa suami saya membayar kamu dan untuk tugas apa saja, yang saya yakin selain menjaga rumah ini, kamu ditugasin suami saya untuk mengawasi saya kan?

Sony:”Ia bu”

Saya:”Saya ingin kamu mencari informasi apapun kepada Donatus dan tanpa membuat dia curiga tentang suami saya di Jakarta yang mungkin saya tidak tahu, itu yang pertama, yang kedua saya perlu orang untuk mengawasi apa saja yang dilakukan suami saya di Jkt, tentu tidak mungkin kamu yang ngawasin dia, kamu bisa suruh orang lain, kamu tinggal bilang biaya yang kamu minta berapa? Ucap saya.



Sony tampak menarik nafas panjang, sepertinya dia masih khawatir.

Saya:”Kamu tidak usah khawatir, semuanya akan menjadi tanggung jawab saya, kamu bersikap seperti biasa saja di depan teman-teman kamu dan suami saya saat dia pulang nanti, jangan sampai dia curiga, saat dia kembali ke Jakarta saya ingin kamu menyuruh orang untuk membuntuti suami saya”

Sony:”Ok, saya akan lakukan yang ibu perintahkan”

Saya:”Saat ini suami saya sedang di Jakarta, kalau kamu bisa kirim orang secepatnya lebih bagus, kalau gak bisa ya saat di ke Jakarta lagi”



Sony:”Kalau ibu bisa memberikan di mana lokasi tinggalnya Pak Dendi di jkt, mungkin saya bisa mengirim orang secepatnya”

Saya:”Saya gak tahu dia tinggal di mana, saya Cuma bisa kirim alamat kantornya”

Sony:”Ok, tidak masalah, saya akan kirim orang besok untuk mencari tahu”

Saya:”Bagus, segera kabari saya kalau ada info yang penting yang bisa kamu gali dari Pak Donatus juga”

Sony:”Ok siap bu”

Akhirnya kami pun mengakhiri pembicaraan malam itu dan telah terjadi kesepakatan anatara saya dengan Sony. Saya pikir ada bagusnya saya menjalin kesepakatan dengan Sony bukan dengan Pak Donatus yang sepertinya bakal lebih sulit diajak buat kerjasama.



POV SUAMI



Yuniar:”Sana pindah ke kasur si neng a, giliran si neng aa ewe hihi, mamah masih lemes” ucap Yuniar

Saya pun segera turun dari kasur tempat saya menyetubuhi Yuniar dan segera naik ke kasur satunya di mana Ifah sedang duduk telanjang bulat dan menyusui anaknya si Tabah.

Saya pun segera mendorong Ifah agar sedikit berberah dan bersender di bantal. Yuniar pun berinisiatif menambahi bantal di belakang anaknya.



Ifah hanya diam saja sambil tetap menyusui si Tabah.

Saya pun segera melebarkan kedua kaki Ifah hingga selangkangannya terbuka lebar. Segera saya menggosokan kontol saya di memeknya Ifah.

Ifah:”Aa mau ewe neng sekarang sambil neng nyusuin si dedek?

Yuniar:”Waduh udah gak sabar ya a, si neng masih nyusuin udah mau diewe aza” ucap Yuniar yang kini duduk di tepi ranjang satunya.



Saya tidak berkomentar dan segera menekan kontol saya yang masih keras ke dalam memeknya Ifah.

Ifah:”mmmmmz, aa, dedek mamah diperkosa sama Om Dendi uuugh, padahal lagi netekin kamu” ucap Ifah.

Saya pun segera memegang kedua kaki Ifah yang saya sampirkan di pundak saya dan mulai maju mundur.

Ploook…ploook…plooook…

Ifah:”aaagh…aaaghhh..aghghhhh aa jangan kenceng-kenceng ngewe Ifahnya, nanti si dedek kaget dan terbangun tau mamahnya lagi diewe” ucap Ifah.

Saya tak menghiraukan ucapan Ifah tapi saya pun tak menyodok dengan terlalu cepat hanya sedang saja.



Yuniar:”Sini neng, biar si dedek mamah pangku, jadi kamu bisa lebih enak ngeweknya”

Ifah:”Ia,kebetulan udah tertidur dari tadi” ucap Ifah.

Yuniar pun segera berdiri dan mengambil tabah dari anaknya.

Yuniar pun memangku cucunya dan duduk di tepi ranjang.



Saya pun menjadi lebih leluasa. Saya pun segera memepet badan Ifah dan mulut saya segera mencaplok susunya Ifah.

Ploook…ploook…plooook..

Ifah:”uuugh…hhhhhug..uuughhh…uughhhh”

Yuniar:”Liat dek, mamah kamu lagi diewe hihi” ucap Yuniar kepada si Tabah yang masih tertidur.

Ifah:”uuugh enak a, kencengin entotannya aaaghhhh”



Yuniar:”uuugh enak banget kayaknya Dek, susu mamah kamu yang harusnya buat kamu aza disedot dan diisep Om Dendi itu” ucap Yuniar seperti mengajak bicara Tabah padahal dia tetap tertidur.

Ifah:”Aaagh…enak banget kontoooolnya uugh”

Plooook…plooook..plooook

Saya semakin mempercepat sodokan kontol saya membuat ranjang semakin kencang berderit-derit.



Ifah:”Aaagh koq berhenti? Tanya Ifah ketika saya tiba-tiba diam.

Saya:”Aa pengen ngentotin kamu dari belakang neng” ucap saya sambil mencabut kontol saya yang tampak mengkilap oleh cairan memek Ifah.

Yuniar:”Ngewe gaya anjing neng” ucap Yuniar.



Ifah pun segera bangkit dan menungging.

Saya pun segera memegang pantat Ifah dan memasukan kontol saya kembali ke dalam memeknya tanpa kesulitan.

Plook..ploooook…ploooooooook…

Hantaman paha saya kepada pantatnya Ifah terdengar begitu nyaring di tengah malam yang sunyi dan begitu dingin.



Ifah:”Aaagh enak aaagh….aaaghh…aaagh…kontolin yang kenceng a”

Saya:”uuughh..uugh memek kamu juga enak neng uugh”

Ifah:”aaagh…aaagh eneng gak kuat aaaaaa”

Plook…plooook…plooook….



Ifah:”Aaagh tambah cepat aaa, dikit lagi, aduuuh…huuuuh..huuuuuh”

Saya pun semakin mempercepat sodokan kontol saya.

Ifah:”Aaaaah…gak kuat uuugh” tiba-tiba ifah tersungkur dan mengejang.

Saya pun yang sedang tanggung segera memegang tangannya Ifah dan menyodokan kontol saya lebih cepat lagi.



Ploooook…plooook…plooook…

Ifah:”aaagh ampuuun uuughhhh”

Ploook…ploook…ploooook….

Saya:”aaagh, anjiing uuuughhh”

Lalu saya menekan kontol saya dalam-dalam ke memeknya Ifah. Crooot….crooot



Sprema saya pun kembali keluar dan saya rasa masih cukup banyak.

Ifah pun kembali mengejang di setiap semprotan sperma saya.

Ifah:”aaagh…aaaaghhh…aaaaaghh”

Saya pun memeluk Ifah dengan kontol saya masih menancap di memek Ifah. Pengaruh obat betul-betul bekerja kontol saya masih terasa keras.



Ifah:”Mah, kontol si aa masih kajung aza di heunceut neng uuughhh, keras banget”

Yuniar:”Masa, genjot lagi atuh aa”

Ifah:”Berhenti a, neng capek gak kuat” ucap Ifah sambil menjatuhkan badannya di kasur.Kontol saya pun terlepas dan masih sangat keras.

Tiba-tiba Yuniar bangkit dan menaruh si Tabah di samping Ifah.



Yuniar pun menarik saya hingga saya bergeser dan duduk di tepi ranjang.

Yuniar segera berjongkok dan memegang kontol saya.

Yuniar:”Ia neng, masih keras aza, padahal udah masuk ke heunceut mamah dan bucat di dalam, masuk juga ke heunceut kamu dan bucat juga di dalam” ucapnya sambil memukul-mukulkan kontol saya ke wajahnya.

Saya hanya diam saja karena secara fisik saya pun sudah kelelahan dan nafas saya masih tidak beraturan.



Yuniar:”Gimana ya neng reaksi bapak kamu kalau lihat mamah lagi isep kontolnya suami kamu hihi” ucap Yuniar dan tanpa merasa jijik dengan kontol saya yang baru keluar dari memek anaknya, Yuniar segera memasukan kontol saya ke dalam mulutnya dan menyedot kontol saya.

Ku lihat Ifah sudah berubah posisi dan terlentang.

Ifah:”Coba aza mah, kita ke bawah yuk, gabung sama bapak, biar bapak lihat istrinya nanti dientot lagi sama suami aku hihi”



Yuniar pun mengeluarkan kontol saya dari mulutnya.

Yuniar:”Ia, ayo a, kita gabung ke bawah, siapa tahu aa pengen nyobain juga memek si Leni” ucap Yuniar.

Yuniar pun menuntun saya kelur dari kamar diikuti oleh Ifah sementara tabah hanya diselimuti dan dibiarkan tetap di kasur.

Kami pun menuruni tangga dan Yuniar sudah memindahkan tangannya dari tangan saya kini dia memegang kontol saya dan menuntun saya turun.



Kami pun sampai di lantai satu dan segera menuju kamar yang ditempati oleh Hadi dan leni.

Yuniar pun segera mendorong pintu kamar tapi rupanya terkunci dari dalam.

Yuniar:”Si papah ini pakai dikunci segala kayak lagi selingkuh aza” ucap yuniar sewot dan dia pun segera menggedor kamar tersebut.

Yuniar:”Hadi buka pintunya, kamu udah terkepung sama selingkuhan kamu hihi” ucap Yuniar setengah bercanda.

Terdengar suara orang berbisik-bisik dari dalam dan tak lama pintu dibuka dan tampak Leni berdiri di dekat pintu hanya menggunakan bh dan celana dalam saja dan rambutnya acak-acakkan.



Yuniar:”Kita bisa gabung di sini?

Leni:”Eh mamah, ayo masuk mah” ucap Leni dan mempersilahkan kami semua masuk.

Kami semua pun masuk ke dalam kamar dan tampak Pak Hadi sedang rebahan di kasur dan telanjang bulat. Kontolnya tampak mengkerut.

Hadi:”Eh mamah koq ke sini?

Yuniar:”Ia, kan udah mamah bilang waktu pertama Leni datang, mamah pengen lihat kalian ngentot” ucap Yuniar masih memegang kontol saya dan menarik saya naik ke ranjang yang memang digaubngkan jadi satu.

Leni tampak bengong melihat Yuniar yang notabene mertua saya menuntun saya dengan memegang kontol saya.

Ifah pun duduk di ujung ranjang dengan Leni di ujung satunya.



Yuniar:”Aa rebahan aza di samping si papah(pak Hadi)”

Saya pun merebahkan badan saya di samping pak Hadi, saya masih merasa sedikit kikuk dan sepertinya Pak Hadi pun demikian.

Yuniar:”Papah udahan ngewenya sam Leni?

Hadi:”Udah mah, baru aza selesai” ucap Hadi

Yuniar:”Keluar di mana? Diheunceut apa di mana?

Hadi:”Di memek” ucapnya pendek sambil melihat ke tangan Yuniar yang sedang mengocok-ngocok kontol saya.



Yuniar:”Pantes kanjut papah udah mengkerut hihi, kalau kontol si aa udah 2x ngecrot di heunceut mamah sama heunceut si neng tapi masih keras aza pah, lihat nich masih keras kan” ucap Yuniar sambil menunjukan kontol saya yang tegak mengacung kepada suaminya. Yuniar pun menjulurkan lidahnya menjilati lubang kencing saya.

Hadi pun tampak menatap tajam kepada istrinya yang sedang menjilati lubang kecingnya saya.

Yuniar:”Lihat Pah, kontol menantu kamu, ini kontol yang sudah merobek-robek kehormatan istri kamu, udah masukin heunceut mamah, bucat diheunceut lagi, keras banget pah” ucap Yuniar memanasi suaminya.



Ku lihat perlaha kontol Hadi mulai bangun kembali.

Pak hadi pun tampak mulai mengocok-ngocok kontolnya sendiri, sebenarnya aku penasaran pengen melihat ekpresinya menyaksikan istrinya sedang mengocok kontol saya tapi saya tidak enak untuk melihat wajahnya langsung.

Yuniar:”Kontol ini yang sudah menodai kehormatan mamah sebagai istri papah, sedikit lebih besar dari punya papah dan pastinya lebih panjang sampai pas masuk ke heunceut mamah seperti nyodok sampai ke Rahim pah” ucap Yuniar.



Hadi:”uuugh..ughhhhh”

Tampak Hadi mengocok kontolnya sendiri menyaksikan kenakalan istrinya.

Yuniar:”Maafin mamah ya pah, mungkin karena mamah mabok jadi gini, tadi kebanyakan minum, mata mamah lihat sampai merah, jadinya sange terus hihi” ucap Yuniar lagi.

Ifah dan Leni tampak hanya bengong dan sesekali saling memandang.



Yuniar:”Neng daripada kamu diem, mending bantuin papah kamu ngocok gih, kasihan harus ngocok sendiri” ucap Yuniar sambil menjilati buah zakar saya.

Ifah:”Masa neng, Leni aza kali mah”

Leni:”Ia, biar saya saja mah” ucap leni.



Yuniar:”Kamu saja neng, Lenik an udah tadi”

Ifah:”Masa neng, neng kan anaknya bapak, masa neng harus bantuin kocokin kontolnya bapak” ucap Ifah lagi sementara Hadi hanya diam saja.

Yuniar:”Justru karena kamu anaknya kamu harus berbakti sama orang tua hihi, ayo nurut ucapan mamah, Cuma ngocok kontolnya doang, bukan masukin ke heunceut kamu neng” ucap Yuniar dan langsung mencaplok kontol saya.



Ifah:”a….? Ifah pun menanyakan pendapat saya. Ya saya pikir Cuma ngocokin doang gpp dech.

Saya pun menganggukan kepala saya.

Ifah pun tampak terpaksa bangkit dan naik ke ranjang lalu duduk di samping pinggang ayahnya.

Yuniar:”Ayo, pegang, malah diem aza, kayak belum terbiasa ngocokin kontol padahal kamu kan udah nikah 4 kali” ucap Yuniar.

Ifah kembali menatap saya dan kini tangannya langsung memegang kontol ayahnya yang sudah setengah tegang.



Sementara yuniar kembali memasukan kontol saya ke dalam mulutnya. Sedikit terasa ngilu dan kebas di kontol saya.

Hadi tak ada berkomentar sedikit pun dan membiarkan Ifah anaknya mengocok kontolnya.

Saya:”Mah, masukin aza, ngilu” ucap saya.

Yuniar:”Masukin ke mana, kan ini tadi juga udah mamah masukin mulut mamah”

Saya:”Masukin ke heunceut mamah saja aaagh” ucap saya.



Yuniar:”Pah, si aa minta kontolnya di masukan ke heunceut mamah lagi, gpp ya, udah terlanjur koq, mamah udah diperkosa si aa, udah ternoda” ucap Yuniar dan segera naik menduduki paha atas saya.

Hadi:”iaaaa….” Ucapnya denga suara bergetar.

Ifah:”Mah, ini kontolnya si bapak udah keras banget”

Yuniar:”Ya udah kamu isep aza neng, uuugh mamah masukin ya kontolnya aa ke heunceut mamah” ucap Yuniar dan menurunkan pantatnya. Bleeees…kontol saya pun segera tertelan memeknya Yuniar.



Yuniar:”Uuugh, enak Pah, kontolnya si aa udah masuk ke heunceut mamah aaagh, neng malah bengong, isep kontol bapak kamu” ucap Yuniar.

Ifah kembali melihat saya sejenak, karena sedang keenakan saya pun hanya mengangguk tanda menyetujui.

Ifah:”aa, maafin neng ya, neng mau isep kontolnya bapak” ucap ifah dan mulai menjilati kepala kontol bapaknya.



Ploook…plooook…plooook…

Benturan pantat Yuniar di paha saya mulai terdengar nyaring.

Yuniar:”Aaaaagh…enak Pah, kontol si aa nyodok sampai ke Rahim mamah uuughhh”

Saya pun tak tinggal diam, segera saya pegang susunya Yuniar dan saya remas-remas.

Yuniar:”aaagh, susu mamah diremas-remas si aa pah uuuugh, nakal banget aaah, pentil susu mamah dipelintir si aa uuuuh sakiiiiit” teriak Yuniar dan sedikit menahan tangan saya mungkin dia memang kesakitan akibat pentil besarnya saya pelintir.



Ploook..ploook…plooook

Yuniar:”Aaagh enak, uuuughhhh..uuuughhhh”

Sementara itu ku lihat Ifah mulai menghisap kontol bapaknya, mungkin Ifah pun terpengaruh juga oleh minuman keras dia terlihat mulai rileks.

Yuniar:”Neng, udah masukin aza kontolnya si bapak ke heunceut kamu” ucap Yuniar.

Ifah:”Hah, bapak kan ayahnya neng mah”

Yuniar:”Uuugh, udah gpp, sekali ini saja senengin bapak kamu uuughhhh”

Ifah:”Gak ah, aku gak mau” ucap ifah dan tampak sedikit kesal.



Yuniar:”Udah nurut sama mamah, yang penting enak, uuughhh remes yang kuat susu mamah aaaa…uuughhh”

Ifah:”Neng gak mau, aa, masa neng disuruh masukin kontolnya bapak ke heunceut neng, neng kan istri aa”

Saya:”uugh, ia mah, jangan kalau harus ngewe mah, aa juga gak rela” ucap saya.

Yuniar:”Aa ini mau enaknya aza, mamah aa perkosa, mamah kan istrinya si bapak, giliran si bapak mau masukin kontolnya ke istri aa gak boleh uuuuuuh” ucap Yuniar semakin ngawur ucapannya.

Saya:”Itu kan lain, mamah godain aa terus”

Yuniar:”Tapia a juga udah nakal kan, banyak fantasi mesum aa sama mamah, aa pakai coli pakai cangcutnya mamah segala uuughhhh” ucap Yuniar tak mau kalah.



Ifah tampak masih mengocok-ngocok kontolnya Pak Hadi pun Cuma bengong saja sementara Leni sudah tak kuperhatikan.

Yuniar:”AA, uugh biar adil istri aa juga harus dinodain seperti mamah uuuugh, jangan Cuma mamah yang ternoda aaaaaa nikmat mamah keluar aaaaaaah” teriak Yuniar dan langsung ambruk di atas badan saya.

Yuniar pun segera melumat bibir saya dan kami pun berciuman.

Saya pun mengambil alih dengan memegang pantat besar Yuniar saya entot mertua saya tersebut dari bawah.



Ploook…plooook…ploooook…

Yuniar:”aagh ampun aaa…mamah baru crooot uuuhhhhh..uuuhhhh” teriak Yuniar yang baru mendapat orgasme tapi langsung saya hajar kembali, saya pun sedikit kesal karena permintaan aneh Yuniar terus menggenjot memeknya tanpa memberinya kesempatan beristirahat.



Plook…plooook…ploook

Yuniar:”uuugh…ugghhhhhh”

Saya:”aaagh…aaaaghhhh aa gak kuat uuuuuh”

Saya cengkram pantatnya Yuniar dan saya sodokan kontol saya semakin cepat.



Yuniar:”aaagh…aggghh Pah uugh mamah diewe kasar banget si aa aaah” teriak Yuniar.

Cengkraman tangan saya pada pantat Yuniar semakin kuat dan saya benamkan kontol saya dalam-dalam ke memeknya Yuniar.

Crooot…crooot…

Sprema saya pun keluar kembali meski Cuma dikit aza.

Meski Cuma dikit kontol saya berkedut cukup lama.



Yuniar:”uugh…uughhh Pah, si aa bucat lagi diheunceut mamah aaaaaaa”

Kami pun kembali berciuman. Kini ku lihat Ifah Cuma diam sambil sesekali mengocok kontol ayahnya. Saya pun sempat melihat wajah Pak Hadi yang tampak seperti cemburu tapi bercampur nafsu.

Yuniar pun kemudian berguling ke tengah-tengah antara saya dan Pak hadi.

Yuniar:”Aagh Pah, sampai perih heunceut mamah, ewean mulu hihi, eh neng koq bengong, masukan kontol bapak kamu ke heunceut kamu” ucap Yuniar.



Ifah:”Gak mau mah ah, Neng isep lagi aza ya, sampai bucat atau masukan ke heunceut mamah saja”

Yuniar:”Mamah masih lemes habis diewe sama suami kamu, heunceut mamah aza masih perih ini, kontol si aa lihat pah, masih keras aza, rasanya masih nyangkut di heunceut mamah juga”

Ifah:”sama Leni?

Yuniar:”Gak, sama kamu aza neng, nurut sama mamah, ayo naikin papah kamu”

Ifah pun menatap saya meminta pertolongan.



Saya:”Jangan dong mah, masa Ifah ngentot sama bapaknya?

Yuniar:”Ya ggp, aa aza ngentot sama ibu mertua”

Ifah pun tampak sudah naik ke paha ayahnya.

Ifah:”Bapak mau? Kontol bapak neng masukan ke heunceut neng?

Pak Hadi tampak menganggukan kepalanya.



Yuniar:”tuch si bapak aza mau ewean sama kamu neng” ucap Yuniar sambil tangannya mengusap-usap pentil dadanya Pak Hadi. Lalu dia menghisap pentil kiri pak Hadi, sementara tangan kirinya mengocok kontol saya

Hadi:”uuugh…uggggh mah”

Ifah:”a, maafin neng ya” ucap Ifah sambil tampak menggosok-gosokan kontol Pak hadi di memeknya.

Saya:”Ia neng gpp”

Ifah:”Ia bakal tetep sayang kan sama neng, biar neng udah ternoda nantinya? Ucap Ifah



Yuniar:”Bakal tetep sayang neng, bapak kamu aza tanya masih tetep sayang sama mamah pastinya biar mamah sudah digadabah sama suami kamu”

Hadi:”Ia, papah tetep sayang sama mamah”

Saya hanya tersenyum saja tak menjawab pertanyaan Ifah.

Ifah:”mana ada suami yang tetep sayang sama istrinya setelah istrinya dinodain orang mah, setelah kontol orang merusak kehormatannya”

Saya:”Ada aa koq neng” ucap saya yang mulai terangsang melihat ifah yang tampak masih ragu menggesek-gesekkan kontol Pak Hadi ke bibir memeknya.



Yuniar:”Gosok kontolnya si bapak di itil kamu neng, biar kamu makin sange” ucap Yuniar dan kembali menjilati pentil susu suaminya.

Tampak Ifah pun membuka lebar bibir memeknya hingga tampak itilnya yang menonjol. Dia pun segera mengesekakn kepala kontol Pak Hadi di bibir memeknya.

Ifah:”aaah, aa enak uugh itil neng kena kepala kontol bapak uugh”

Saya tidak mengomentari tapi tangan saya saya julurkan dan saya remas-remas susuk kanannya Ifah.



Ifah:”aa, enak uuughhh remes yang kuat aa uugh”

Yuniar pun tampak tersenyum puas melihat anaknya mulai terangsang.

Ifah:”A, neng masukan kontol bapak ke heunceut neng boleh?

Saya pun menganggukan kepala saya. Entah pengaruh minuman membuat kami semua menjadi tidak waras padahal ini sangat parah incest.



Istri saya Ifah tampak mengangkat pantatnya dan mempaskan kontol Pak Hadi di memeknya.

Yuniar:”Sini biar mamah yang pegangin kontol babak” ucap Yuniar dan memegang kontol suaminya lalu di tekan dan diarahkan ke memek istri saya.

Ifah pun perlahan menurunkan pantatnya dan kontol Pak Hadi mulai tertelan oleh memek istri saya.

Ifah:”uuugh a, kontol bapak udah masuk ke heunceut neng”

Saya:”Ia neng nikmati saja, Cuma hari ini saja aa bolehin” ucap saya karena Yuniar juga yang paksa dan saya tak bisa nolak walau sebenernya gak rela.



Istri saya Ifah pun menurunkan pantatnya dan kini semua kontol Pak Hadi tertelan oleh memeknya.

Ifah:”aaa…neng goyang yang kontolnya bapak uuugh”

Saya:”ia neng, aa mau kontolin leni ya”

Ifah:”Ia aa, uugh maafin neng, neng dikontolin bapak aaaaagh” ucap Ifah dan segera menaik turunkan pantatnya yang besar.



Ploook…ploook…plooook…

Ifah:”aagh…kontol bapak gede juga aaaah”

Saya:”Mah, aa mau ngewein Leni dulu ya”

Yuniar:”Ia a, mamah masih capek” ucap Yuniar sambil menjilati dada suaminya.

Leni yang mendengar namanya disebut-sebut tampak segera melepas pakaian dalamnya.



Saya pun meminta Leni untuk berbaring di sebelah kanan Pak hadi.

Leni pun segera berbaring dan memegangi kedua pahanya yang dia buka lebar-lebar.

Tampak Memek Leni terbuka lebar dan bulunya tak begitu banyak.

Saya pun segera menempatkan kontol saya di memeknya Leni dan saya dorong perlahan-lahan.

Bleeeesek….



Kontol saya pun segera tertelan memeknya Leni. Teteknya leni cukup besar juga dan putingnya cukup panjang.

Segera saya pun terlungkup dan menghisap susunya Leni.

Leni:”uugh kang, gede juga kontolnya aaah enak uuugh”

Yuniar:”Pah, jangan kalah sama si aa, tuch si aa lagi ngisep pentilnya Leni, papah isep pentilnya istrinya, apalagi ada asinya” ucap Yuniar.



Ku lihat Pak Hadi pun bangkit dan memeluk istri saya dan melumat puting susunya, entah kenapa saya merasa begitu cemburu, hal yang sama saya rasakan kalau melihat Dewi disetubuhin orang lain di depan saya.

Ifah:”Aaagh jangan uugh aa, nenen neng diisep bapak uuughhh”

Ploook…plooook…plooook…

Ku lihat Pak Hadi mengambil alih kendali dengan menyodokan kontolnya ke memek istri saya dari bawah.



Melihat itu saya pun menyodokan kontol saya lebih cepat di memeknya Leni.

Leni:”uuugh kang, koq kontol masih keras dan kuat aza, padahal tadi akang bucat di memeknya mamah Yuni?

Saya:”Biasa Len, pakai obat” ucap saya jujur.

Plooook…plooook…plooook



Leni:”uuughhh..uuughhhh kang ewe saya yang kenceng aaa, saya suka dikasarin uuugh”

Plooook…ploook…ploook

Saya:”Nich perek, gue ewe memek loe “ ucap saya.

Leni:”aaagh ia akang uuugh ewean jero aaaaaaaaah”

Saya:”hush hoooh..hooooh” nafas saya mulai ngos-ngosan. Ia kontol saya tetap keras tapi stamina saya tidak bisa dibohongi saya merasa letih.



Leni pun menyadarinya.

Leni:”aakang..aaakang..biar saya yang di atas”

Saya pun segera mencabut kontol saya dan bergantian dengan Leni kini saya yang rebahan. Dengan posisi rebahan saya bisa melihat lebih jelas istri saya ifah yang sedang bersetubuh dengan Pak hadi.

Pak Hadi kini sudah terlentang lagi sambil meremas-remas susunya istri saya sedang istri saya naik turun dengan tempo sedang menggenjot kontol Pak Hadi.



Ifah pun kebetulan pas menatap saya.

Ifah:”Aaagh aa maafin neng uuugh, kontol bapak ngaduk-ngaduk heunceut neng a uuugh basah heunceut neng” ucap Ifah.

Ploook..plooook..plook pantat besar ifah menghantam paha Pak Hadi.

Yuniar:”enak gak heunceutnya Ifah pah?

Hadi:”aaaaaagh enak banget mah, empotan heunceutnya si neng kuat banget nyedot kontol papah”



Yuniar:”tapi ini dosa pak, bapak bukan Cuma zinah, tapi zinahin anak sendiri hihi”

Hadi:”aaagh tapi enak banget mah”

Yuniar:”Dulu kalau mamah bilang mamah pengen rasain kontol orang lain papah selalu marah bilang dosa, sekarang papah malah berbuat dosa besar”

Hadi:”aaagh, mamah jangan ngomongin itu aaaah, heunceut istrinya Dendi enak banget aaaaah”

Yuniar:”Karena heunceutnya enak, dosa biar aza ya Pah”

Hadi tak berkomentar lagi.



Sementara Leni pun sudah menurunkan pantatnya dan memasukan kontol saya ke memeknya.

Leni:”uuugh…ohhhh…entot aaaaah ewean jero”

Ploook..ploook…plooook…

Leni:”aaaagh..ampuuun enak aaa”

Ifah:”uugh aa, neng gak kuat aaaaah heunceut neng uuughhh” teriak Ifah bersahutan dengan Leni.



Saya:”Len, kamu sudah pernah dianal?

Leni:”Dibool? Udah beberapa kali a, aa mau sodomi Leni?

Saya pun menganggukan kepala saya.

Leni pun segera mencabut kontol saya dan mengarahkan ke lubang anusnya.



Perlahan Leni menurunkan pantatnya dan bleseeeek kontol saya pun mulai memasuki anusnya. Jauh lebih sempit dari memeknya.

Leni:”Uugh sakit boool aku, kontol aa kegedean, kayaknya yang pernah ngebool aku kontolnya kecil-kecil uuugh” ucap Leni sambil menekan pantatnnya dan meringis.

Leni:”perih uuughhhhhhhhh” tapi tak ayal kontol saya masuk lebih dari 2/3 ke anusnya.



Ifah:”Koq, kontol aa di masukan ke bool Leni a, bukan ke heunceutnya?

Yuniar:”Itu namanya ebol neng, ewe bool hihi, kamu mau diebol sama si bapak?

Ifah:”najis bool neng masih perawan gak mau, sama si aa aza neng gak pernah diebol uuugh neng gak kuat aaaah”

Ifah tampak mengejang dan ambruk menimpa tubuh Pak hadi.

Sepertinya dia baru saja orgasme.



Pak hadi tampak hendak mencium bibir Ifah tapi Ifah menghindar terus hanya pipinya yang bisa diciumin oleh Pak hadi.

Saya pun merasa akan segera keluar.

Saya:”uugh gak kuat saya Len”

Leni:”Barengan a, leni pindahin ke memek lagi ya, perih banget bool Leni”

Saya:”Ia gpp”

Leni pun mencabut kontol saya dan boolnya.



Leni:”aduh perih banget bool saya” ucapnya dan segera menurunkan pantatnya dan mengarahkan kontol saya ke memeknya.

Kontol saya pun kembali tertelan oleh memeknya Leni yang sudah basah dan lengket.

Ploook..ploook…ploook…

Saya pun mengambil alih kendali dan menyodokan kontol saya dari bawah.

Leni:”aagh gak kuat a”

Saya:”Barengan Len”

Plooook…plooook…plooook



Leni:”aaagh ewe yang kenceng aaaagh Leni keluar” ucap leni dan mengejang saya pun begitu.

Saya jejalkan kontol saya dalam-dalam.

Kontol saya pun berkedut-kedut tapi sayatidak tahu apa ada sperma keluar atau tidak.

Leni pun terlungkup dan kami pun berciuman.



Sementara tampak Pak Hadi pun mengambil alih sodokan dari bawah.

Ifah:”aaagh bapak, aa toloooong neng gak kuat lagi uuh, neng dikontolin bapak uuugh”

Hadi:”Aaagh bapak mau keluar neng”

Ifah:”Jangan di dalam heunceut neng aaaagh, neng gak mau hamil sama bapak, neng lagi program kehamilan sama Aa Dendi” ucap Ifah dan berontak mau melepaskan diri dari dekapan Pak hadi.



Tapi Pak Hadi tampak tak mau melepaskan Ifah. Dia mendekap Ifah dengan kedua kakinya dan tangannya satu memegang pantat Ifah dan satu dipunggung ifah.

Yuniar:”Bucatin diheunceutnya saja Pah, biar anak kita bunting sama kamu, suaminya udah memperkosa mamah biar kapok hihi”

Ifah:”Jangan di dalam heunceut ifah najis aaaagh”

Yuniar:”mamah bercanda neng, cabut pah ah”



Pak Hadi pun melepaskan Ifah dan ifah pun segera bangkit dan mencabut kontol Pak Hadi.

Dia pun segera menghisapnya.

Ifah:”mmmzz…mmmmpzzz”

Hadi:”Bapak gak kuat neng”

Ifah segera mencabut kontol pak Hadi tapi crooot..crooot…crooot



Sprema Pak hadi keburu keluar dan mengenai wajah dan mata Ifah meski tidak banyak.

Ifah:”Aaaah, ampun uugh” tangan Ifah tampak bergerak ke sana kemari dan menemukan cdnya Leni dan langsung dilapkan ke mukanya.

Ifah:”Eh, cangcut siapa ini?

Leni:”Cangcut saya gpp hehe”

Ifah pun langsung membuangnya ke lantai. Dia pun duduk dan cemberut menatap saya yang masih memeluk Leni.



Leni pun segera berguling karena merasa tidak enak dengan Ifah.

Yuniar:”hihi, papah sampai muncrat di muka si neng”

Sementara ifah segera mendekati saya dan menduduki tubuh saya.

Leni pun segera bangkit dan turun dari ranjang memberi ruang buat Ifah.



Ifah:”Koq aa biarin si istrinya diewein sama orang lain, malah aa asyik ngebool Leni” ucap Ifah sambil memukul-mukul dada saya.

Saya:”Maafin aa neng, tapi kan kamu sendiri tahu mamah yang maksa tadi”

Yuniar:”Enak aza nyalahin mamah, aa tuch yang memperkosa istrinya pak Hadi dulu hehe”

Ifah:”Kontol aa masih ngaceng aza, padahal udah masuk ke tiga heunceut” ucap Ifah sambil meremas-remas kontol saya.



Saya:”aagh neng sakit, kebas, masih keras tapi hampir mati rasa” ucap saya.

Ifah:”Biarin, biar tahu rasa udah biarin istrinya diperkosa bapaknya sendiri, aa jahat” ucap Ifah sambil meremas-remas kontol saya dan memang terasa menyakitkan.

Saya:”aduh ampuun neng uugh”

Ifah:”ini hukuman buat suami yang ngebiarin istrinya sendiri diewein orang lain, aa lebih jahat dari mas Hakim” ucap Ifah. Aku tidak tahu apa Ifah sungguh marah atau pura-pura.



Saya:”Maafin aa, mamah kamu yang harus disalahkan” ucap saya.

Ifah:”Tau ah, udah mau shubuh ini, kita udah kotor semua udah berzina” ucap Ifah lagi.

Yuniar:”Ya udah neng kamu sama suami kamu tidur di atas kasihan tabah sendiri, biar mamah tidur bertiga sama bapak kamu dan Leni” ucap Yuniar.

Ifah:”Ayo a”

Saya:”Neng masih marah?

Ifah:”Siapa yang gak marah a, kalau kehormatannya habis dirampas” ucap Ifah sambil cemberut dan menarik kontol saya.



Yuniar malah tertawa cekikikan sementara Pak Hadi diam saja. Seperti tadi saat kontol saya ditarik Yuniar kini kontol saya ditarik istri saya dan saya dituntun ke lantai dua.

Kami pun sudah tiba di dalam kamar.

Ifah segera mendorong ranjang hingga kembali menjadi satu dan naik ke kasur sambil tengkurap.

Saya pun segera rebahan di samping dia.



Saya:”Neng masih marah?

Ifah:”Neng gak tau a, campur aduk, koq bisa yam amah sama bapak neng jadi gini, padahal semua rajin ibadah”

Saya:”maafin aa ya”

Ifah:”gpp a, neng juga yang malah dukung mamah buat bisa tidur sama aa, padahal harusnya gak boleh, aa gak akan ninggalin neng kan biar neng udah dinodain?

Saya:”Balik dong jangan terngkurap”



Ifah pun membalikan badannya dan tampak matanya berkaca-kaca.

Saya:”Kana a dah janji gak akan ninggalin neng”

Ifah:”Ia, tapi neng takut kalau pas nanti di rumah, terus aa pergi bapak bakal perkosa neng lagi”

Saya:”Nanti aa bilang ke mamah biar cukup sekali ini saja”

Ifah:”Ia aa bilang ya, takut keterusan”

Akhirnya kami pun berpelukan dan tertidur.



BERSAMBUNG…

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Binalnya Istriku Dewi 78

  PART 78 POV Wife Pagi itu aku duduk sendiri di teras rumah. Hatiku tengah galau berat. Hanum sedang pergi mengantar Intan ke sekolah dan Anis bersama Bu Heti sedang berbelanja ke super market untuk kebutuhan sehari-hari dan Revan ikut dengan mereka. Sore atau malam nanti suamiku akan pulang ke rumah, aku khawatir tidak bisa menahan amarah sehingga semua rencanaku akan gagal. Aku sedang memikirkan bagaimana aku bersikap kepada suamiku dan menahan emosi agar semua rencanaku berjalan semestinya dan aku dapat mengetahui apa suamiku menyeleng atau tidak dibelakangku, yang pasti dia sudah berbohong namun aku belum tahu alasannya. Saat sedang melamun aku mendengar pintu pagar digedor-gedor dari luar. Saya pun kaget dan segera berdiri untuk mencari tahu. Ternyata ada seseorang memukul-mukul pagar menggunakan tongkat kayu. Orangnya kurus dan tingginya mungkin hampir sama dengan saya dan kelalanya plontos. Memakai kaus lengan pendek warna putih dan celana jeans. Tangannya

Binalnya Istriku Dewi 76

PART 76 POV SUAMI Aku terbangun karena suara tangisan Tabah. Aku masih berpelukan dengan istriku Ifah dalam keadaan telanjang bulat. Ifah pun segera melepaskan pelukanku dan bangkit dan menggendong anaknya. Saya:”Kenapa dia neng? Ifah:”Pup ternyata a, neng ganti popok dia dulu ya, aa tidur lagi aza baru jam 6”ucap Ifah. Saya pun memutuskan untuk melanjutkan tidur karena memang masih ngantuk sekali karena habis bergadang sampai pagi. Saya pun terbangun kembali ketika ada cahaya terang pas di muka saya. Saya pun membuka mata dan ternyata cahaya tersebut masuk melalui kaca jendela yang tirainya sudah dibuka. Ku lihat sudah jam 8 pagi. Tak ku dapati Ifah maupun si Tabah di tempat tidur. Saya pun segera pergi ke kamar mandi untuk mandi. Selesai mandi saya pun segera memakai pakaian saya hingga rapi dan saya gunakan celana pendek biar santai saja. Saya segera turun ke lantai satu dan ku dapati Pak Hadi sedang santai sambil duduk bersama si Tabah menonton kartu

Binalnya Istriku Dewi 77

  PART 77 POV SUAMI Besok paginya aku pun dibangunkan oleh Ifah sekitar pukul 6 pagi. Ifah:”Bangun a, mau ikut mandi di kali gak? Ucap Ifah yang tampak masih memakai baju daster warna cream semi transparan lengan pendek yang dipakainya tadi malam tapi kepalanya sudah mengenakan jilbab warna hitam Saya:”Hoam, jadikah mau mandi di kali? Ifah:”Ia, katanya aa penasaran pengen mandi di kali? Saya:”Berdua aza? Ifah:”ia, ibu jagain si tabah, bapak udah berangkat ke sawah” Saya pun segera turun dari ranjang. Ku lihat Ifah mengambil handuk dua dan satunya diberikan kepada saya. Saya pun segera menerimanya. Dari belakang saya dapat melihat bayangan warna hitam di pantat istrinya begitu juga di punggungnya, sepertinya Ifah meanggunakan pakaian dalam berwarna hitam. Saat keluar dari kamar ku lihat di teras Yuniar sedang duduk di lantai memakai baju gamis merah dan jilbab warna putih bermain dengan si Tabah. Ifah:”Ayo a, kita berangkat sekarang” Saya:”bentar neng,