Langsung ke konten utama

Binalnya Istriku Dewi 75

 

PART 75

POV WIFE



Hari minggu
pagi terasa sepi, suami saya bahkan taka da mengabari atau menelpon saya membuat hati saya begitu risau. Saya pun duduk sendiri di ruang tamu sementara anak-anak bermain di kolam renang di temani Bu Heti, Anis dan Hanum.

Saya pun bengong sendiri dan perasaan saya mulai khawatir dan terbang ke mana-mana. Teringat masa lalu pertama kali berjumpa Dendi dan saya sudah langsung jatuh cinta pada pandangan pertama walau saat itu saya punya pacar dan Dendi adalah pacar temen saya juga.



Teringat masa-masa awal pernikahan sampai kehidupan kelam mulai saya jalani ketika saya dengan senang hati menuruti perintah suami untuk melayani mantan bosnya Pak Fadli di ranjang pernikahan kami.

Semua seolha diputar kembali di depan mata saya. Rasa penyesalan mulai timbul, apalagi saya pun banyak membohongi suami saya, apa dia mulai menjauh, jangan-jangan dia selingkuh dengan Hana dan membawa Hana ke Jakarta, tapi rasanya tidak mungkin karena suami Hana justru di Jakarta.



Saat pikiran saya sedang kacau saya mendengar deru motor di halaman. Tampak Sony turun dari motornya. Dia memakai pakaian serba hitam tapi bukan baju security. Kaos hitam dan celana jeans hitam, tampak dia naik ke teras dan segera mengetuk pintu.

Saya:”ia sebentar” saya pun berdiri dan segera membuka pintu.

Saya:”Oh, Sony, cepet masuk”

Sony:”saya ada informasi bu”

Saya:”Ia masuk, kita bicara di dalam”



Sony pun segera mengikuti saya dan kami duduk bersebrangan.

Saya:”ada info apa saja Son?

Sony:”ada beberapa bu” Sony tampak celingak-celinguk ke luar.

Saya:”Tenang, dari pagi gak ada yang jaga, Pak Donatus jaga malam dan udah pulang”



Sony:”Syukurlah, saya dapat info dari pak Donatus, bapak pergi ke Jakarta bawa obat kuat yang dia berikan, padahal kan istrinya ada di sini” ucap Sony sambil menatap saya sebentar.

Saya:”Itu saja?

Sony:”ada lagi, hari Sabtu saya sudah mengutus orang ke Jkt, dia suah datang ke kantor suami ibu tapi tutup, Cuma dapat sedikit info dari security yang jaga, kebetulan dia tahu staff-staff kontrak di mana, jadi orang suruhan saya nyari ke sana, dia dapat info dari seorang staff di kantor yang rumah kontrakannya berhasil di temui, ternyata suami ibu tidak tinggal di apartemen atau hotel tapi juga kontrak rumah, jadi orang sy segera mendatangi rumahnya dan ngecek ke rt untuk memastikan” ucap Sony dan berhenti sejenak.



Saya:”Ok, lanjut” ucap saya sambil sedikit berdebar-debar.

Sony:”Jadi benar alamat yang diberikan si staff memang tempat tinggal pak Dendi, tapi kata Pak RT udah beberapa hari Pak Dendi gak pernah pulang ke rumahnya, kebetulan rumah yang disewanya dekat rumah pak RT, untuk memastikan orang saya datangin rumahnya dan memang kosong taka da orang, kata tetangga sebelah, terakhir dia lihat kamis atau rabu gitu bu”

Hati saya langsung panas dan curiga.

Saya:”Ada lagi?



Sony:”Sementara tidak ada, pelacakan mentok di situ bu, soalnya tidak ada yang tahu tetangganya Pak Dendi pergi ke mana, mereka malah ngira pulang ke sini karena kan week end.

Saya pun terdiam dan merenung, kalau terakhir suami saya di rumahanya rabu atau kamis, berarti sudah hampir tiga hari dia pergi entah kemana.

Saya:”Sebentar, saya mau telepon suami saya”

Sony:”Tolong bum jangan sampai bapak tahu info ini dari saya”

Saya:”Kamu santai saja, saya gak akan kasih tahu siapapun”



Sony:”ia makasih bu, karena kalau sampai ke Donatus bisa dihabisin saya”

Saya:”Memang seganas apa sich si Donatus sampai kamu takut, badan kamu sama2 gede”

Sony:”Dia itu memang ditakutin bu, udah terkenal dan nekad”

Saya:”Saya tidak perduli, kamu gak usah khawatir selagi kamu juga bisa kerja sama kita aman” ucap saya.

Saya pun segera menelepon suami saya.



Cukup lama tapi tak di angkat, saya telepon lagi akhirnya di angkat dan terdengar suara perempuan.

Saya:”Hallo, mas Dendi”

Cewek:”Ia hallo, bu Dewi ya, istrinya Pak Dendi”

Saya:”ia, kamu siapa” ucap saya sedikit judes karena memang lagi emosi.

Cewek:”saya pembantu mas Dendi di Jakarta, bukan pembantu tetap sesekali datang ke rumah, pak Dendinya lagi keluar bu, hpnya ketinggalan”

Saya:”Oh, nanti bilang kalau istrinya telepon, eh ini boleh tahu alamatnya di mana ya?



Cewek:”Aduh saya juga datang, eh baru datang dari luar kota bu, kurang tahu ini alamatnya di mana ya” perempuan tersebut memberikan informasi yang janggal dan agak terbata-bata membuat saya emosi tapi saya pun menahannya.

Saya:”Ya sudah, bilang ke bapak dicariin istrinya” saya pun menutup telepon.

Sony:”Gimana bu?

Saya hanya menggelengkan kepala.



Saya:”Saya tahu perempuan tersebut berbohong dan suami saya pun bohong huft….”

Sony:”Saya harus gimana bu, orang saya masih mengunggu di Jkt”

Saya:”Saya akan transfer, untuk pembayaran awal, kamu kirim no rekeking kamu sama saya dan catat no hp saya”

Saya dan Sony pun bertukar no telp.

Setelah itu saya mentransfer sejumlah uang ke rekening si Sony.



Saya:”Orang kamu stand by ya, siapa tahu suami saya pulang ke rumah kontrakan dia”

Sony:”Siap bu”

Saya:”Sekarang kamu mau kemana? Tanya saya lagi.

Sony:”Paling pulang bu, saya Cuma informasikan itu saja”

Saya:”Kirain kamu mau jaga?

Sony:”Tidak bu, tidak ada intruksi jaga siang dari Pak Donatus, mungkin tidak disuruh sama bapak”



Saya pun berdiri…

Saya:”Ya sudah, terima kasih ya, lanjutkan terus pemantaunannya, saya curiga suami saya punya simpanan”

Sony:”siap bu, kalau begitu saya permisi” ucap Sony dan hendak berjalan keluar.

Seketika saya memegang tangannya membuat dia kembali menghadap saya.

Saya segera berjongkok di depan dia dan saya turunkan resleting celana dia.

Sony pun tampak celingak-celinguk melihat ke segala arah.



Sementara tangan saya sudah masuk ke dalam celana Sony dan mengelus kontol dia dari balik cdnya.

Saya:”Sudah saya duga, gede” ucap saya sambil menengadahkan kepala saya dan melihat dia.

Sony:”Bu, takut ada yang lihat”

Saya:”Kamu banyak sekali yang ditakutkan, ayo ikut ke kamar saya, aman, saya mau berterima kasih karena kamu sudah mau menjual kesetiaan kamu pada suami saya” ucap saya sambil menuntun dia.



Sony pun seperti kerbau yang dicucuk hidungnya berjalan mengikuti saya.

Mana ada kucing yang akan pergi ketika ditawari ikan.

Saya pun segera membawa Sony ke dalam kamar saya dan menguncinya.

Saya:”Tenang saja, anak-anak pasti lama berenang, kita berenang berdua di kasur hihi”

Sony:”Tapi bu, kalau ketahuan gimana?

Saya:”Kamu ini badan gede tapi nyalinya kecil, tapi kontolnya gede sich hihi, tenang orang di rumah ini gak ada yang berani mengusik saya.



Saya kembali berjongkok di depan Selangkangan Sony. Saya pun menyalakan ponsel saya dan memasang pada mode rekam video.

Sony:”Koq di rekam bu?

Saya:”Saya mau buat video buat suami saya, tenang saja, saya edit dan muka kamu kalau kelihatan pun akan saya blur” ucap saya dan menaruh ponsel saya di depan bantal yang memungkinkan merekam aksi saya.



Saya pun segera melepaskan ikat pinggang Sony dan menurunkan celana jeansnya. Sony kini hanya diam saja membiarkan aksi saya. Saya pun melepaskan celana jeans Sony dan saya taruh di tepi ranjang.

Saya:”Aku duduk ya Son, gak bisa lama-lama diri, maklum lagi bunting” ucap saya.

Sony lagi-lagi tidak berkomentar.

Saya pun segera menurunkan celana sempak Sony sampai di paha dia.



Seperti dugaan awal Kontol Sony memang berukuran besar biar belum terlalu tegang, saya yakin jika tegang maksimal ukurannya pasti disekitaran ukuran kontol David dan Julian, panjangnya saja saya pikir lebih.

Saya pun segera memegang kontol Sony dan baru saya sadari ternyata kontolnya memiliki kulup yang artinya dia tidak di sunat.

Saya:”Kamu tidak disunat Son?

Sony:”Tidak bu, agama saya tidak mewajibkan sunat, beda seperti agama ibu”

Oh rupanya dia non Mus**m.



Saya pun mulai mengocok kontolnya Sony dan perlahan saja kontolnya langsung mengeras.

Saya:”Berapa umur kamu Son?

Sony:”35 bu”

Saya:”Rupanya umur kamu gak beda jauh sama suami saya, kamu punya istri dan anak?

Sony:”Punya bu, istri baru satu dan anak sudah 2”



Saya:”Baru satu, kamu mau nambah memang hehe”

Sony:”Kalau bisa bu”

Saya:”Kamu aslinya orang mana mmmpppzz” tanya saya lagi sambil saya mulai memasukan kontol Sony ke dalam mulut saya.

Sony:”Saya orang Sula*esi bu”

Saya:”cuih…cuihhh, gede banget ya kontol kamu,bengkak gini dan kehitaman, padahal kamunya putih, eh istri dan anak kamu tinggal di Bandung atau di Sula*esi?

Sony:”Istri dan anak saya di Sula*wesi tapi pernah tinggal juga di Bandung 2 tahunan uughhhh”



Kontol Sony pun kini sudah tegang maksimal dan saya yakin besarnya jauh lebih besar dibanding punya David dan Julian meski panjangnya relative sama.

Saya:”cpooook…cpooooook…cppooooook”

Sonnny:”uuughh…uughhhhh Bu Dewi uuughh”

Tidak seluruh batang kontolnya dapat masuk ke mulut saya.



Saya:”uugh, kontol kamu adalah kontol paling besar yang pernah saya pegang, sumpah, pasti istri kamu bahagia punya suami kontolnya segede gini ya”

Sony:”Tidak juga bu, duit yang lebih utama, transferan hehe” ucap Sony sedikit bercanda padahal sebelumnya cukup kaku.

Saya pun menampar namparkan kontolnya Sony ke wajah saya, bener-bener gede dan panjang.



Saya:”Ngejerit pasti istri kamu tiap kamu masukin pakai kontol gede kamu, kayak kontol orang barat saja”

Sony:”Hehe, dulu ia tapi sekarang tidak, apalagi istri saya sudah pernah merasakan yang lebih gede”

Saya:”Hah, maksudnya?

Sony:”Dulu istri saya pernah saya gangbang bersama Pangkur dan Donatus”

Saya sangat terkejut mendengarnya.



Saya:”Kontol siapa yang lebih gede dari Kontol kamu?

Sony:”Pak Donatus, bukan Cuma lebih gede tapi lebih panjang dari punya saya bu, istri saya sampai menjerit-jerit waktu dimasukin kontolnya Pak Donatus”

Saya:”Koq bisa kamu biarin si Donatus ngewein istri kamu?

Sony:”Ya, kita udah lama satu team ya, sampai terjadi swinger dan istri saya pun tidak keberatan”

Saya:”Ya saya pun tidak keberatan kalau dimasukin kontol gede mah heheh, tapi koq istri kamu pulang ke Sula*esi?

Sony:”Yak arena saya pernah ketahuan selingkuh, dia marah terus minta pulang tapi kami belum cerai”



Saya:”Oh..mmmmpzzzz,cuih..cuih, jadi kalau terang-terangan boleh asal jangan selingkuh? Ucap saya sambil memasukan kontol Sony ke mulut saya lagi dan saya keluarkan lalu saya ludahi lagi.

Sony:”Ia begitu bu, uugh saya gak nyangka bakal disepong perempuan berhijab seperti ibu uugh” ucap Sony sambil mengerang.

Saya:”Tapi kamu suka kan? Ucap saya dan kembali memasukan kontol Sony ke mulut saya, saya berusaha memasukan lebih banyak lagi.



Sony:”uugh…ughhhhh..uughh”

Saya:”mmmmpz…mmmmmpppzzz…aaaagh” saya pun mengeluarkan kontol Sony karena hampir saja tersedak.

Saya:”uugh panjang banget kontol Kamu Son, mmmmpzzz” saya pun kembali memasukan kontol Sony ke dalam mulut saya.

Saya:”Udah keras banget” ucap saya sambil mencoba berdiri dan Sony pun segera membantu saya berdiri.

Saya:”angkat aku ke kasur saja Son”

Sony pun segera memangku saya dan membaringkan saya di atas kasur.



Saya memindahkan posisi ponsel saya dulu dan saya taruh di meja kecil deket ranjang saya.

Sony pun segera naik ke atas ranjang.

Saya pun bangkit dan segera memagut bibr Sony, wajah Sony memang ganteng dengan kumis tipis menghiasi atas bibirnya.

Saya:”mmmmpz aaaaghh..remes yang kuat Son uuuughhh”

Sambil berciuman tangan Sony sudah meremas susu saya.



Saya pun memberi isyarat agar Sony melepaskan baju gamis saya. Sony pun segera membantu saya melepaskan baju gamis lebar warna biru muda yang saya kenakan. Saya pun kini tinggal mengenakan jilbab warna hitam sedang kedua toket saya masih tertutup kutang warna cream dan selangkangan saya hanya tertutup oleh cangcut berwarna merah.

Saya pun kemudian melepaskan kaos hitam yang dikenakan Sony. Kini tubuh kekarnya bisa saya lihat walau terlihat di dekat perutnya ada bekas luka jahitan begitu juga di lengan kirinya ada bekas luka yang cukup panjang yang sedikit menodai tubuh kekarnya.



Saya pun mendorong Sony hingga kini dia yang berada di bawah.

Saya:”Kamu yang dibawah ya sayang, gak mungkin aku, nanti bayi aku ke gencet hehe”

Sony pun tersenyum sambil mengelus-elus perut saya.

Saya pun segera menduduki perut Sony.

Saya:”Kamu sering berkelahi ya sayang, banyak bekas luka di tubuh kamu?

Sony:”Ia, bagi orang seperti saya, berkelahi hal biasa bu”



Saya pun menundukan kepala saya dan menjulurkan lidah saya menjilati pentil kecil di dada si Sony.

Sony:”uugh gila enak banget bu uuugh” ucap si Sony sambil tangannya meremasi bool saya.

Saya pun menjilati dadanya Sony yang bidang meski tidak berbulu.

Kemudian saya pun menjilati pentil kanannya.

Sonny:”uugh Bu Dewi, setahu saya dan kawan-kawan, pak Dendi juga ada affair dengan Heni, bos kami yang punya karakoke”

Saya:”Kalau itu saya tahu, mereka Cuma sekedar ngesek aza, saya pun seperti istri kamu, tidak masalah kalau saya tahu, tapi kalau macem-macem dibelakang, saya tidak terima” ucap saya dan kembali menjilati dadanya Sony.



Tangan Sony kini sudah berpindah meremasi susu saya.

Saya:”Dilepas saja saya kutangnya aku” ucap saya.

Sony pun segera menggerakan tangannya ke punggung saya dan melepaskan kait kutang saya.

Segera kutang warna cream yang saya kenakan pun meluncur dan di tarik Sony hingga terlepas dan ditaruh di belakang bantal.



Sony pun kemudian meremas-remas susu saya dan segera tetesan asi saya pun keluar.

Saya:”uughhh…uuughhhh” saya pun mengerang dan kini saya hanya duduk di atas perut Sony.

Saya:”aaah, aku rebahan ya say” ucap saya sambil berguling perlahan ke samping Sony.

Sony pun segera memiringkan badannya.



Sony:”ternyata sudah keluar asinya ya Bu Dewi”

Saya:”Ia Say, eh aku memang masih menyusui anakku yang no 2 Son uuughhh” aku langsung meleguh karena Sony sudah mendaratkan mulutnya di tetek saya.

Lidah Sony pun menggelitik pentil susu saya.

Saya:”Aaagh Son uuugh” tangan saya bergerak memegang kontolnya Sony. Begitu nyaman memegang kontol yang begitu besar.

Sony pun kini sudah mulai menghisap pentil kana susu saya.



Saya:”aaagh Say, isep yang kuat pentil susu aku uuughh…abiskan asinya aaaghhh” ucap saya sambil meremas gemas kepala kontol kulup milik Sony.

Saya:”aaagh jangan ragu cupangin aza Son, biar suami aku lihat” ucap Saya.

Sony pun menyedot kuat aerola saya hingga tampak warna merah sebesar koin 500rts rupiah.

Lalu tiba-tiba Sony mendaratkan mulutnya di ketiak saya yang berbulu lebat.



Saya:”Aaagh geli Say, uughhhhhhhh”

Sony pun menghisap ketiak saya dengan sangat kuat sampai muncul warna merah di ketiak saya.

Sony terus menjilati ketiak saya.

Sony pun bangkit dan berpindah ke sebelah kiri saya. Dia kini mencaplok susu kiri saya dan menghisap pentil susu saya yang sebelah kiri.



Saya:”aaaaghhhh…aaaaaghhhh isep yang kuat Son”

Sementara tangan kiri Sony meremas-remas susu saya yang sebelah kanan hingga asinya muncrat-muncrat.

Sony:”Enak banget asinya bu Dewi, hangat dan manis”

Saya hanya senyum dan mendorong Sony agar dia kini terlentang.

Saya pun bergerak mendekati selangkangan dia dan saya pun memposisikan diri di antara kedua kaki Sony.



Saya pun kembali mengocok-ngocok Kontol Sony yang sudah sangat keras. Lalu saya menaruhnya di belahan dada saya dan saya mulai maju mundur.

Sony:”uuugh gila, saya tidak pernah bermimpi kontol saya bakal dijepit susu Bu Dewi uughhh”
Saya:”Kamu harus bisa jaga rahasia ya say, ini bagian dari kerja sama kita, kamu harus bekerja maksimal buat saya dan pura-pura tunduk sama suami saya”

Sony:”uugh siap bu Dewi aaaghhhhhh”



Saya pun sambil memeras asi dari tetek saya dan saya oleskan di kontol Sony hingga kontolnya penuh dengan cairan putih.

Saya kembali mengurut kontol Sony dengan susu saya.

Sony:”aaaagh…gak kuat saya bu uuughhhh”

Saya:”Kamu gak minum obat kuat yang biasa di minum suami saya?

Sony:”nggak, gak ada persiapan”

Saya:”ya udah, aku masukin langsung ke heunceut aku saja ya”

Sony:’uugh iaaaa”



Saya pun segera menduduki kedua paha Sony. Saya hanya menggeser cangcut saya ke sebelah kanan dan saya menaruh kontol Sony tepat di bibir memek saya.

Saya:”baok aku lebat ya Son, kamu suka yang lebat atau gundul?

Sony:”Saya suka keduanya yang penting rasanya Bu”

Saya:”Aku masukan yang kontol kamu ke heunceut aku” ucap saya sambil menekan kontol Sony ke memek saya dan saya pun perlahan menurunkan pantat saya.



Saya:”uughhhh gede banget kontol, perih heunceut gue uuuhhhh” erang saya karena memek saya masih kering jadi terasa perih kemasukan kontol gede Sony.

Sony tampak tersenyum puas dan pasti bangga saya terus memuji kontol gedenya.

Setengah kontol Sony pun sudah tertelan memek saya.

Saya:”uugh perih heunceut gua aaagh” ucap saya dan mulai naik turun.

Sony pun berinisiatif memainkan jempolnya di itil saya.



Saya:”tekan itil aku say, aaagh enak uuuuuhhhhh”

Memek saya pun mulai terasa basah dan kontol Sony pun mulai lebih mudah keluar masuk meski masih ada sisa sedikit karena sudah mentok.

Saya:”Uugh mentok say, kontol kamu bukan Cuma gede tapi panjang uuugh mentok di Rahim aku uuughhhhh ewean jerooooo aaagh gancet” saya pun tanpa sadar berteriak cukup kencang.



Sony pun tampak merem melek dan tangannya kini memegang pantat saya dan mulai mengambil alih.

Ploook…plooook…plooook

Sony berusaha keras menyodokan kontolnya dalam-dalam ke memek saya.

Saya:’aaagh uuughhhh zinahin saya Son sampai gancet uuughhhh”

Sony:”Memek Bu Dewi enak banget, empotannya luar biasaaaah huuuuuh”

Kedua tangan Sony kini berpindah meremas-remas susu saya.



Saya:”aaaagh sodok yang kenceng Son uuugh ewe gue yang kenceng aaaghhhhhh”

Ploook…plooook…plooook

Sony pun mempercepat sodokan kontolnya dari bawah dan membuat memek saya semakin banjir.

Saya:”Uh gila gesekan kontol kamu dan dindin heunceut gue enak banget uuuugghhhhh”

Saya:”aaaagh aku gak kuat Son uuughhhh” saya pun mengejang mendapat orgasme pertama saya.

Sementara Sony tetap menyodok memek saya serta meremas susu saya hingga asi saya muncrat-munrat.



Saya pun sudah hampir telungkup sementara Sony semakin cepat menyodokan kontolnya.

Plooook….plooook…plooook

Saya:”uuugh gak kuat lemes Son ampun uugh uughhhh”

Sony pun langsung memperlambat sodokan kontolnya.



Saya:”Son, ewe aku gaya anjing ya, uugh aku lepas dulu kontol kamu ya”

Sony:”Siap bu Dewi” ucapnya ala ucapan orang dari militer.

Saya pun bangkit dan turun dari ranjang dan mengambil ponsel saya.

Saya pun menaruhnya depan meja rias dan saya segera menungging.



Sony pun ternyata sudah dibelakang saya.

Sony mengangkat kaki kanan saya dan menarik cangcut saya sekaligus hingga sobek.

Saya:”Ughhhh, gila tenaga kamu Son, ampe sobek cangcut aku”

Sony:”maaf ya bu hehe: ucapnya dan menarik sobekan cangcut saya yang koyak dibagian pinggul kanan.



Sony kemudian membuang cangcut saya yang sudah sobek ke lantai.

Sony segera menempatkan kontolnya di bibir memek saya.

Dia pun segera menekannya dan tidak terlalu sulit seperti sebelumnya setengah batang kontolnya sudah tenggelam di memek saya.

Saya dapat melihat bibir memek saya yang melesak ke dalam ketika Sony menekan kontolnya dan ikut tertarik keluar ketika Sony menarik kontolnya melalui kaca meja rias.

Ploook…plooook…plooook

Saya:”Aaagh son, hajar heunceut aku uugh, biar suami aku tahu rasa udah berani selingkuh uuuughhhhhhh”

Sony mengewe saya sambil memeluk saya dari belakang dan tangannya meremas-remas kedua toket saya.



Saya:”uughhh…uuughhhh Son aku gak kuat uugh enak banget kontooooool aaaagh”

Ploook..plooook…ploooook

Sony pun semakin mempercepat sodokannnya dan nafasnya mulai terdengar tidak beraturan.

Sony:”Bu dewi boleh saya keluarkan dimemek bu Dewi?

Saya:”Ia, di memek aza, saya suka disemprot peju di dalam, hangaaat uuughhhhh”



Beberapa kali badan saya terdorong ke dekat meja rias karena sodokan kontolnya Sony.

Ploook…plooook…plooook

Sony:”uugh saya gak kuat aaaah”

Saya:”Ia uuugh kontol kamu badag pisan (Besar banget) aaaagh perih heunceut Dewi uuughh gancet anjiiiiing ewean jero”

Lalu saya rasakan Sony menjejalkan kontolnya dalam-dalam ke memek saya dan croooot…croooot…croooot

Saya pun meraskan semprotan sprema yang begitu deras yang membuat saya mengalami orgasme juga.



Hampir saja saya tersungkur kalau tidak ditahan oleh Sony.

Saya:”aaagh anjiing enak banget ewean aaaaahhh gila kontooool badag uuuuuughhhh, heunceut gua panas sama peju uuughh”

Lalu kami pun berciuman dan lidah kami saling melilit sementara kontol Sony tetap tertancap di memek saya hanya saja saya merasakan lelehan sprema membasahi paha saya.



Cukup lama kami dalam posisi tersebut sampai nafas kami kembali normal dan saya merasakan pegal yang luar biasa.

Saya:”Pangku aku ke kasur say” ucap saya.

Sony pun menarik kontolnya dari memek saya dan saya merasakan semakin banyak sprema meleleh ke paha saya.

Sony lalu mengangkat saya dan merebahkan saya di atas kasur.

Saya:”Banyak banget sprema kamu sayang, kalau saya gak lagi bunting pasti saya bunting sama kamu, ini peju kamu sampai meleleh ke paha gak tertampung oleh heunceut gua” ucap saya.



Sony pun terduduk di samping saya hanya tersenyum kecil.

Sony:”Makasih banget ya Bu Dewi, saya boleh pakai kamai mandi”

Saya:”Pakai aza sana, saya masih lemes habis diewe sama kamu” ucap saya.

Sony pun segera ke kamar mandi dan memunguti pakaiannya.



Tak lama dia pun keluar dan sudah rapi kembali.

Saya:”Cepet amat?

Sony:”saya takut ketahuan bu Dewi, saya langsung pulang gpp?

Saya:”Enak eza udah buang peju diheunceut aku, udah ngewein bini orang maen pulang aza hihi, ia, takutnya anak-anak saya keburu selesai main”



Sony pun segera membuka kunci kamar saya.

Saya:”Saya udah bayar dengan heunceut juga, kamu harus bisa dapat di mana suami saya nginep selama 3 hari”

Sony:”Kalau itu saya tidak terlalu yakin bisa dapat sekarang bu, kecuali kalau pak dendi berangkat lagi, orang saya pasti buntutin dia”

Saya:”Ya, tidak apa, saya pun akan bersikap biasa dengan suami saya juga kamu jangan sampai dia curiga, kalau dia ke jkt lagi kamu saya kabarin”

Sony pun kemudian pamit dan meninggalkan saya yang telanjang bulat di kasur.



BERSAMBUNG…..

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Binalnya Istriku Dewi 78

  PART 78 POV Wife Pagi itu aku duduk sendiri di teras rumah. Hatiku tengah galau berat. Hanum sedang pergi mengantar Intan ke sekolah dan Anis bersama Bu Heti sedang berbelanja ke super market untuk kebutuhan sehari-hari dan Revan ikut dengan mereka. Sore atau malam nanti suamiku akan pulang ke rumah, aku khawatir tidak bisa menahan amarah sehingga semua rencanaku akan gagal. Aku sedang memikirkan bagaimana aku bersikap kepada suamiku dan menahan emosi agar semua rencanaku berjalan semestinya dan aku dapat mengetahui apa suamiku menyeleng atau tidak dibelakangku, yang pasti dia sudah berbohong namun aku belum tahu alasannya. Saat sedang melamun aku mendengar pintu pagar digedor-gedor dari luar. Saya pun kaget dan segera berdiri untuk mencari tahu. Ternyata ada seseorang memukul-mukul pagar menggunakan tongkat kayu. Orangnya kurus dan tingginya mungkin hampir sama dengan saya dan kelalanya plontos. Memakai kaus lengan pendek warna putih dan celana jeans. Tangannya

Binalnya Istriku Dewi 76

PART 76 POV SUAMI Aku terbangun karena suara tangisan Tabah. Aku masih berpelukan dengan istriku Ifah dalam keadaan telanjang bulat. Ifah pun segera melepaskan pelukanku dan bangkit dan menggendong anaknya. Saya:”Kenapa dia neng? Ifah:”Pup ternyata a, neng ganti popok dia dulu ya, aa tidur lagi aza baru jam 6”ucap Ifah. Saya pun memutuskan untuk melanjutkan tidur karena memang masih ngantuk sekali karena habis bergadang sampai pagi. Saya pun terbangun kembali ketika ada cahaya terang pas di muka saya. Saya pun membuka mata dan ternyata cahaya tersebut masuk melalui kaca jendela yang tirainya sudah dibuka. Ku lihat sudah jam 8 pagi. Tak ku dapati Ifah maupun si Tabah di tempat tidur. Saya pun segera pergi ke kamar mandi untuk mandi. Selesai mandi saya pun segera memakai pakaian saya hingga rapi dan saya gunakan celana pendek biar santai saja. Saya segera turun ke lantai satu dan ku dapati Pak Hadi sedang santai sambil duduk bersama si Tabah menonton kartu

Binalnya Istriku Dewi 77

  PART 77 POV SUAMI Besok paginya aku pun dibangunkan oleh Ifah sekitar pukul 6 pagi. Ifah:”Bangun a, mau ikut mandi di kali gak? Ucap Ifah yang tampak masih memakai baju daster warna cream semi transparan lengan pendek yang dipakainya tadi malam tapi kepalanya sudah mengenakan jilbab warna hitam Saya:”Hoam, jadikah mau mandi di kali? Ifah:”Ia, katanya aa penasaran pengen mandi di kali? Saya:”Berdua aza? Ifah:”ia, ibu jagain si tabah, bapak udah berangkat ke sawah” Saya pun segera turun dari ranjang. Ku lihat Ifah mengambil handuk dua dan satunya diberikan kepada saya. Saya pun segera menerimanya. Dari belakang saya dapat melihat bayangan warna hitam di pantat istrinya begitu juga di punggungnya, sepertinya Ifah meanggunakan pakaian dalam berwarna hitam. Saat keluar dari kamar ku lihat di teras Yuniar sedang duduk di lantai memakai baju gamis merah dan jilbab warna putih bermain dengan si Tabah. Ifah:”Ayo a, kita berangkat sekarang” Saya:”bentar neng,